Kepala Intelijen Rusia Pastikan Bantuan NATO untuk Serangan Rudal Ukraina akan Dihukum
JAKARTA - Rusia akan membalas terhadap negara-negara NATO yang memfasilitasi serangan rudal jarak jauh terhadap wilayah Rusia oleh Ukraina, kata kepala intelijen luar negeri Sergei Naryshkin dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Hari Rabu.
Naryshkin mengatakan, perubahan yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin terhadap doktrin nuklir Rusia berarti mustahil untuk mengalahkan Rusia di medan perang.
"Musuh-musuh kita dipaksa untuk mengakui bahwa tekad presiden Rusia untuk dengan tegas membela kepentingan fundamental negara dengan segala cara yang tersedia mempersempit ruang gerak bagi Washington dan Brussels," katanya kepada majalah National Defence, melansir Reuters 20 November.
"Upaya oleh sekutu NATO untuk berpartisipasi dalam menyediakan kemungkinan serangan jarak jauh dengan senjata Barat jauh ke wilayah Rusia tidak akan luput dari hukuman," tegasnya.
Diketahui, Ukraina menggunakan rudal ATACMS AS untuk menyerang wilayah Rusia pada Hari Selasa, memanfaatkan izin yang baru diberikan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang akan berakhir.
Pada hari yang sama, Presiden Putin menyetujui dokumen kebijakan yang menurunkan ambang batas bagi Rusia, untuk menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan musuh yang menggunakan senjata konvensional.
"Para elite militer-politik di Barat semakin menyadari keseriusan niat Rusia dan perlunya pengendalian diri yang lebih besar dalam tindakan mereka untuk menghindari keterlibatan dalam konflik militer langsung dengan negara kita, yang dapat mengakibatkan konsekuensi bencana bagi mereka," kata Naryshkin.
Baca juga:
Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan belum melihat alasan apa pun untuk menyesuaikan postur nuklir AS. Namun, Naryshkin mengatakan perubahan Rusia, yang pertama kali diumumkan Putin pada bulan September, telah "disambut dengan hati-hati" di Barat.
"Mereka memahami bahwa penyesuaian yang diumumkan oleh V.V. Putin sebagian besar merendahkan upaya Amerika Serikat dan NATO untuk menimbulkan 'kekalahan strategis' pada negara kita, dan perluasan daftar alasan penggunaan senjata nuklir yang direncanakan secara efektif mengecualikan kemungkinan kemenangan atas Angkatan Bersenjata Rusia di medan perang," katanya.