Rahasia Sehat di Balik Kebiasaan Berendam Air Dingin

JAKARTA - Berendam dalam air dingin mungkin terdengar tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Namun, penelitian menunjukkan kegiatan ini memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan, mulai dari pemulihan otot hingga peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Carmen Van Rensburg, seorang ahli fisiologi olahraga, menjelaskan terapi air dingin telah digunakan selama bertahun-tahun karena manfaatnya yang nyata. Pelatih kekuatan Michael Hamlin menambahkan bahwa kompres dingin dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul setelah aktivitas fisik yang intens.

Oleh karena itu, banyak atlet menggunakan mandi es sebagai bagian dari proses pemulihan. Penelitian juga mendukung manfaat ini dengan menunjukkan, terapi air dingin mampu meredakan nyeri secara keseluruhan.

Selain itu, mandi air dingin diketahui meningkatkan kewaspadaan dan energi tubuh. Lonjakan hormon "lawan-atau-lari" dan neurotransmitter norepinefrin yang terjadi saat tubuh terpapar air dingin dapat memberikan efek positif pada fokus dan energi.

Tak hanya itu, terapi ini juga memberikan dampak signifikan terhadap sirkulasi darah. Matt Tanneberg, spesialis kekuatan dan pengondisian, menjelaskan aliran darah yang lancar membantu organ-organ tubuh, termasuk jantung, bekerja secara optimal. Hal ini juga berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Lalitha Bhowani-McSorley, seorang fisioterapis, menambahkan air dingin menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah meningkat ke organ-organ vital dan jaringan tubuh. Ketika tubuh kembali hangat, proses ini membantu meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi.

Selain manfaat fisiologis, McSorley juga menyebutkan terapi air dingin membantu mengurangi stres. Paparan terhadap air dingin merangsang sistem saraf parasimpatis, yang berperan dalam menurunkan tingkat stres dan meningkatkan relaksasi. Efek ini juga mendukung peningkatan kualitas tidur.

Manfaat lain yang tak kalah penting adalah kemampuan air dingin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Menurut Hamlin, berendam dalam air dingin meningkatkan pelepasan epinefrin dan mengurangi gejala flu, seperti yang dibuktikan dalam sebuah penelitian.

Meski begitu, terapi air dingin perlu dilakukan dengan hati-hati. Durasi yang disarankan untuk berendam biasanya sekitar tiga menit. Bagi pemula, penting untuk memulai dengan durasi pendek, seperti 10 hingga 30 detik, sebelum secara perlahan menambah waktu.

Namun, risiko tetap ada, terutama karena perubahan drastis pada tekanan darah yang bisa memicu respons syok dingin. Hal ini berbahaya, karena respons tersebut dapat menyebabkan refleks terkesiap yang meningkatkan risiko tenggelam, terutama jika kepala berada di bawah permukaan air.

Karena itu, berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba terapi ini sangat disarankan. Dengan pemahaman yang tepat, terapi air dingin dapat menjadi bagian yang bermanfaat dari rutinitas kesehatan Anda.