DK PBB Desak Lonjakan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Menlu Inggris: Situasinya Semakin Memburuk
JAKARTA - Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Hari Senin mendesak lonjakan bantuan untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan di Gaza, Palestina, memperingatkan situasi di daerah kantong itu semakin memburuk.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan perlu ada "peningkatan bantuan yang sangat besar" ke Gaza, tempat sebagian besar penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi dan pejabat kesehatan di daerah kantong pantai itu, mengatakan lebih dari 43.922 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel yang telah berlangsung selama 13 bulan terhadap Hamas.
"Situasinya sangat menghancurkan, dan sejujurnya, di luar pemahaman, dan semakin memburuk, bukan membaik," kata Menlu Lammy, melansir Reuters 19 November.
"Musim dingin telah tiba. Kelaparan sudah di depan mata, dan setelah 400 hari perang ini, sama sekali tidak dapat diterima bahwa semakin sulit untuk mendapatkan bantuan ke Gaza," tandasnya.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan, Washington mengamati dengan saksama tindakan Israel untuk memperbaiki situasi bagi warga Palestina dan terlibat dengan pemerintah Israel setiap hari.
"Israel juga harus segera mengambil langkah-langkah tambahan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza," tegasnya.
Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joe Biden menyimpulkan bulan ini, Israel saat ini tidak menghalangi bantuan ke Gaza dan karena itu tidak melanggar hukum AS, meskipun Washington mengakui situasi kemanusiaan masih mengerikan di daerah kantong Palestina tersebut.
Penilaian tersebut dilakukan setelah AS dalam suratnya pada 13 Oktober memberi Israel daftar langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu 30 hari untuk mengatasi situasi yang memburuk di Gaza, dengan peringatan bahwa kegagalan untuk melakukannya dapat berdampak pada bantuan militer AS ke Israel.
Baca juga:
- Amerika Serikat Peringatkan Turki Agar Tidak Menerima Pemimpin Kelompok Militan Hamas
- Kritik Pengerahan Pasukan Korut oleh Rusia, AS: Eskalasi Besar Libatkan Militer Asia di Konflik Eropa
- PM Netanyahu Klaim Serangan Israel Bulan Lalu Hantam Komponen Program Nuklir Iran
- Lebanon-Hizbullah Disebut Setujui Usulan Gencatan Senjata dengan Israel yang Diajukan Amerika Serikat
Dubes Thomas-Greenfield mengatakan Israel tengah berupaya menerapkan 12 dari 15 langkah.
"Kita perlu melihat semua langkah diterapkan sepenuhnya dan berkelanjutan, dan kita perlu melihat peningkatan konkret dalam situasi kemanusiaan di lapangan," katanya, termasuk Israel yang mengizinkan truk komersial masuk ke Gaza bersamaan dengan bantuan kemanusiaan, menangani pelanggaran hukum yang terus-menerus terjadi, dan menerapkan jeda dalam pertempuran di sebagian besar wilayah Gaza untuk memungkinkan bantuan menjangkau mereka yang membutuhkan.
Sementara itu, Tor Wennesland, koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan badan-badan kemanusiaan menghadapi lingkungan operasional yang menantang dan berbahaya di Gaza dan pembatasan akses yang menghambat pekerjaan mereka.
"Situasi kemanusiaan di Gaza, saat musim dingin dimulai, sangat buruk, terutama perkembangan di utara Gaza dengan perpindahan penduduk dalam skala besar dan hampir total serta kerusakan dan penggundulan lahan yang meluas, di tengah apa yang tampak seperti pengabaian yang mengganggu terhadap hukum humaniter internasional," jelas Wennesland.
"Kondisi saat ini termasuk yang terburuk yang pernah kita lihat selama seluruh perang dan tidak akan membaik," tambahnya.
Terpisah, Danny Danon, duta besar Israel untuk PBB, mengatakan Israel telah memfasilitasi masuknya ratusan truk bantuan seminggu, tetapi ada kegagalan lembaga bantuan untuk mengumpulkan bantuan tersebut dan Hamas telah menjarah truk-truk tersebut. Hamas membantah tuduhan tersebut.
"PBB tidak hanya harus meningkatkan kewajiban distribusi bantuannya, tetapi fokusnya juga harus dialihkan ke pembajakan bantuan kemanusiaan yang terus-menerus dilakukan Hamas untuk memberi makan mesin teror dan kesengsaraan," kata Dubes Danon.