Anggota Parlemen Minta Iran Ubah Kebijakan Nuklirnya, Punya Senjata yang Sama dengan AS dan Israel
JAKARTA - Anggota parlemen Iran Mahmoud Nabavian menekankan perlunya perubahan dalam kebijakan nuklir negara itu untuk memastikan pencegahan terhadap musuh, mengatakan Teheran harus dilengkapi dengan senjata yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan Israel.
Berbicara pada sidang terbuka parlemen pada Hari Senin, anggota parlemen dari Teheran itu mengatakan musuh-musuh Iran perlu menyadari, keamanan negara adalah "garis merah kita".
"Bangsa Iran akan menggunakan senjata apa pun yang menciptakan pencegahan terhadap musuh-musuhnya," katanya, mengacu pada Amerika Serikat dan rezim Zionis, melansir IRNA 18 November.
"Kitab suci telah memerintahkan kita untuk meningkatkan kekuatan kita sebanyak mungkin untuk menakut-nakuti musuh kita dengan kekuatan dan senjata itu sehingga menciptakan pencegahan," katanya.
Berdasarkan itu, lanjutnya, mengadaptasi kebijakan nuklir Iran dalam situasi luar biasa ini adalah "kebutuhan yang jelas".
"Bangsa Iran harus dilengkapi dengan semua senjata yang dimiliki musuh-musuh terorisnya, Amerika dan Israel," katanya.
Namun, Nabavian melangkah lebih jauh dengan mengatakan, menurut perintah kitab suci, Iran harus memperoleh senjata yang lebih canggih daripada musuh-musuhnya untuk mencegah mereka menyerang negaranya.
Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan kelompok perlawanan regional di satu sisi dan rezim Israel serta AS di sisi lain.
Baca juga:
- AS-Filipina Tandatangani Kesepakatan Saling Berbagi Infomasi Intelijen Militer
- Rusia Klaim Tembak Jatuh 59 Drone Ukraina, Dua di Antaranya Mengarah ke Moskow
- Menteri Luar Negeri RI dan Uruguay Dorong Percepatan Negosiasi Indonesia-Mercosur CEPA
- Trump Kemungkinan Tinjau Keputusan Pemerintahan Biden Soal Serangan Ukraina ke Rusia dengan Senjata AS
Selama beberapa bulan terakhir, Israel telah menargetkan misi diplomatik Iran di Suriah, membunuh Pemimpin Hamas mendiang Ismail Haniyeh di Teheran, membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah mendiang Sayyed Hassan Nasrallah dan seorang jenderal tinggi Iran di Beirut, hingga melancarkan serangan udara langsung ke tiga provinsi Iran.
Iran, di sisi lain, sejauh ini telah melakukan dua operasi pembalasan besar terhadap rezim Tel Aviv, dengan menegaskan mereka berhak untuk menanggapi tindakan kriminal rezim yang melanggar keamanan nasional dan integritas teritorial negara tersebut.