Kelebihan Punya Pasangan Cerdas, Yakin Bakal Diperlakukan dengan Baik

JAKARTA - Memiliki pasangan cerdas tentu membuat Anda mengharapkan si dia meraih kesuksesan di tempat kerja, bahkan menaikkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Personality and Individual Differences menunjukkan beberapa manfaat memiliki pasangan cerdas

Peneliti Vance, DeLeccee, dan Shackelford (2024), melansir laman Psychology Today, Rabu, 13 November, mensurvei lebih dari 200 pria heteroseksual berusia antara 18-65 tahun yang tengah menjalin hubungan romantis setidaknya selama enam bulan atau lebih. Para pria ini menyelesaikan International Cognitive Ability Resource untuk menilai kecerdasan umum mereka.

Dalam pengukuran tersebut, para pria juga menyelesaikan tugas penalaran lancar untuk menilai kemampuan mereka dalam menanggapi masalah baru (seperti huruf atau angka mana yang mungkin mengikuti serangkaian huruf atau angka). Para pria juga menyelesaikan beberapa pengukuran lain yang menilai konstruk seperti kecemburuan, agresi terhadap pasangan, pemaksaan seksual, disfungsi seksual, dan investasi dalam hubungan.

Para peneliti menemukan bahwa kecerdasan pria secara umum dan kinerja mereka dalam tugas penalaran khususnya, dikaitkan dengan lebih sedikit perilaku negatif terhadap pasangan. Misalnya, pria yang lebih cerdas cenderung tidak melaporkan penghinaan terhadap pasangan mereka atau menggunakan teknik pemaksaan untuk menekan pasangan agar berhubungan seks.

Kecerdasan pria juga berhubungan negatif dengan laporan diri mereka tentang disfungsi ereksi. Lebih jauh, kecerdasan pria dikaitkan positif dengan perlakuan yang lebih baik terhadap pasangan. Misalnya, pria yang mendapat skor lebih tinggi pada ukuran kecerdasan dilaporkan lebih berinvestasi dan berkomitmen pada pasangan hubungan saat ini.

Seperti yang dilaporkan penulis, dalam penelitian sebelumnya, skor kecerdasan yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan mengelola emosi sendiri. Penulis berspekulasi bahwa kecerdasan yang lebih tinggi mungkin memungkinkan pria mengendalikan dorongan perilaku negatif secara lebih efektif atau menanggapi kebutuhan pasangannya dengan lebih tepat.

Para penulis mencatat beberapa keterbatasan dari penelitian saat ini. Karena desain korelasional dari proyek tersebut, para peneliti tidak dapat menarik kesimpulan kausal tentang dampak kecerdasan pria terhadap kualitas hubungan mereka. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah bahwa para partisipan hanya memberikan laporan diri tentang perilaku mereka terhadap pasangan. Penelitian di masa mendatang harus memeriksa laporan wanita tentang perilaku pasangan mereka guna memverifikasi hasil penelitian saat ini.