PBB 'Menantikan' Kembalinya Donald Trump ke Tampuk Kekuasaan

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merencanakan kemungkinan kembalinya Donald Trump dan pemangkasan pendanaan Amerika Serikat (AS) serta keterlibatan dengan badan dunia tersebut yang kemungkinan akan terjadi pada masa jabatan keduanya sebagai presiden.

Ada perasaan “deja vu dan rasa gentar" di badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu, kata seorang diplomat senior Asia, ketika Trump dari Partai Republik memenangkan pemilu AS.

“Ada juga harapan bahwa pemerintahan yang transaksional akan melibatkan PBB dalam beberapa bidang bahkan jika mereka ingin mencairkan beberapa dokumen. Lagipula, panggung global apa yang lebih besar dan lebih baik daripada PBB?” kata diplomat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama dilansir Reuters, Jumat, 8 November.

Kemunduran AS di PBB dapat membuka pintu bagi China, yang telah membangun pengaruhnya dalam diplomasi global.

Trump tidak banyak memberikan rincian mengenai kebijakan luar negeri pada masa jabatannya yang kedua.

Namun para pendukungnya mengatakan kekuatan kepribadiannya dan pendekatan “perdamaian melalui kekuatan” akan membantu membuat para pemimpin asing menuruti keinginannya.

Trump telah berjanji untuk menyelesaikan perang di Ukraina dan diharapkan memberikan dukungan kuat kepada Israel dalam konfliknya dengan Hamas dan Hizbullah di Gaza dan Lebanon selatan.

Salah satu kekhawatiran utama PBB adalah apakah Amerika Serikat akan memutuskan untuk menyumbangkan lebih sedikit uang kepada badan dunia tersebut dan menarik diri dari lembaga-lembaga dan perjanjian-perjanjian multinasional utama, termasuk Organisasi Heath dunia dan perjanjian iklim Paris.

Pendanaan AS adalah kekhawatiran utama. Washington adalah kontributor terbesar bagi PBB – dan Tiongkok di urutan kedua – menyumbang 22% dari anggaran inti PBB dan 27% dari anggaran pemeliharaan perdamaian.

Suatu negara dapat menunggak hingga dua tahun sebelum menghadapi kemungkinan dampak kehilangan suara di Majelis Umum.