Disarankan untuk Menghentikan Penyemprotan Disinfektan secara Massal
JAKARTA - Penyemprotan cairan disinfektan massal sesungguhnya berbahaya karena berdampak pada kesehatan. Apalagi, cairan disinfektan yang merupakan hasil racikan.
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Syahrizal Syarif mengatakan, cairan disinfektan ini berbahaya ketika terhirup karena bisa menimbulkan gangguan pernapasan dalam jangka panjang.
"Tentu berbahaya bagi tubuh, disinfektan itu terbuat dari cairan kimia yang bukan peruntukan atau tidak aman bagi manusia," ucap Syahrizal kepada VOI, Kamis, 2 April.
Baca juga:
Dia menyarankan tidak meneruskan penyemprotan disinfektan secara massal. Selain berbahaya bagi kesehatan, hal ini dianggap percuma karena kerja disinfektan hanya sesaat. Ketika seseorang disemprot disinfektan lalu melanjutkan aktivitasnya, virus atau kuman akan tetap menempel. World Health Organization (WHO) pun tak menganjurkan cara tersebut.
Penyemprotan massal yang disayangkan juga adalah ketika menyasar jalanan. Kata dia, harusnya, titik-titik yang disemprot merupakan lokasi atau fasilitas yang sering digunakan oleh masyarkat, seperti taman, ruang tunggu, dan tempat duduk di angkutan umum.
"Memang penyemprotan ini kan sebagai langkah pencegahan tapi harus lihat sisi efektifitasnya juga. Kalau seperti ini justru terkesan pemborosan. Padahal rumah sakit juga perlu untuk keperluan medis," tegas Syahrizal.
Dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir menambahkan, penyemprotan disinfektan yang langsung diarahkan ke tubuh seseorang dapat memicu munculnya Chemical Pneumonia. Hal ini karena adanya paparan racun yang berasal dari cairan disinfektan dan mengakibatkan iritasi di paru-paru.
"Chemical pneumonia adalah kondisi yang harus segera ditangani untuk menghindari dampak buruk terhadap tubuh," kata Andi.
Untuk itu, ketika melakukan penyemprotan ke tubuh, disarankan menggunakan bahan yang lebih aman seperti sabun, shampo dan pasta gigi merupakan bahan baku yang jauh lebih efektif untuk membersihkan kuman di tubuh.
"Shampo, odol, sabun itu cukup, lebih dari itu udah bukan tempatnya makanya udah cukup kita sebenarnya dengan cuci tangan dengan sabun, alkohol, hand sanitizer," kata Andi.