CIANJUR - Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur, Jawa Barat mengaku permintaan untuk pengasapan atau fooging dan penyemprotan disinfektan sejak dua pekan terakhir semakin meningkat.
Sektretaris PMI Cianjur Heri Hidayat mengatakan, setelah mendapat bantuan alat fooging dari PMI Pusat, pihaknya membuka layanan untuk masyarakat diberbagai wilayah terutama yang terjangkit demam berdarah dan penyemprotan disinfektan.
"Selama dua pekan terakhir, kami banyak menerima permintaan fooging dari berbagai wilayah terutama yang terjadi kasus DBD mulai dari Kecamatan Cianjur, Karangtengah dan beberapa kecamatan yang temuan kasusnya tinggi," katanya di Cianjur, Antara, Jumat, 11 Maret.
Dia menjelaskan, untuk fooging dan penyemprotan disinfektan pihaknya menurunkan 25 orang relawan yang juga bertugas mensosialisasikan tentang 3M agar warga terhindar dari demam berdarah.
Setiap harinya, tutur Heri, pihaknya mendapat permintaan yang dilayani sesuai urutan yang lebih dahulu mengajukan penyemprotan secara tertulis mulai dari desa hingga tingkat RT/RW.
"Untuk satu hari, kami dapat melayani empat sampai enam titik penyemprotan," katanya.
Pihaknya mencatat sepanjang Januari 2022, terdapat 14 kasus DBD yang terjadi di Cianjur dengan satu orang meninggal dunia.
Untuk menekan kasus DBD, pihaknya tidak hanya melakukan fooging, namun juga menggencarkan sosialisasi agar warga lebih meningkatkan 3M di lingkungan tempat tinggal nya masing-masing.
BACA JUGA:
"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan untuk membunuh jentik kami tetap mengimbau warga rajin membersihkan lingkungan sekitar terutama dari sarang nyamuk seperti genangan air, bak penampungan dan benda yang dapat dijadikan tempat nyamuk berkembang biak," katanya.
Sedangkan untuk penyemprotan disinfektan, tambah dia, banyak datang dari pihak sekolah, perkantoran pemerintah dan swasta yang setiap hari tetap dilayani secara bergantian."Untuk disinfektan di sekolah banyaknya dari sekolah negeri tingkat SD dan SMP yang akan kembali menggelar PTM terbatas," katanya.