Polisi Mozambik Tembakkan Gas Air Mata ke Ratusan Pendukung Oposisi yang Protes Hasil Pemilu

JAKARTA - Polisi Mozambik menembakkan gas air mata ke ratusan pendukung oposisi yang berkumpul di ibu kota Maputo dalam demonstrasi terbesar menentang pemilu yang disengketakan bulan lalu.

Dilansir Reuters, Kamis, 7 November, kelompok hak asasi manusia mengatakan 18 orang tewas dalam tindakan keras polisi terhadap protes sejak pemungutan suara 9 Oktober, yang memperpanjang kekuasaan partai berkuasa Frelimo selama lima dekade.

Partai-partai oposisi, kelompok masyarakat sipil dan pengamat Barat mengatakan pemilu ini tidak adil dan hasilnya bisa diubah.

Juru bicara Frelimo tidak menanggapi permintaan tanggapan terkait peristiwa ini.

Partai tersebut juga dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu sebelumnya dan membantahnya.

Hari Kamis dijuluki sebagai "Hari Kebebasan" dalam selebaran yang dibagikan di media sosial oleh calon presiden Venancio Mondlane, yang memiliki banyak pengikut di kalangan pemuda yang kecewa di negara itu dan berada di urutan kedua dalam hasil resmi pemilu tetapi mengklaim kemenangan.

Kondisi ini membuat perusahaan logistik Afrika Selatan Grinndrod menghentikan operasi pelabuhan dan terminal di Mozambik.

Dewan Konstitusi Mozambik pada Selasa memerintahkan komisi pemilihan untuk mengklarifikasi dalam waktu 72 jam soal adana perbedaan dalam jumlah suara yang dihitung dalam pemilihan presiden, legislatif dan provinsi, menurut surat yang dilihat oleh Reuters.