Trump Menangi Pilpres, Teheran: Kami Memiliki Pengalaman Pahit dengan Pemerintahan AS di Masa Lalu
JAKARTA - Pemilu Amerika Serikat adalah kesempatan untuk meninjau "pendekatan yang salah" dari Pemerintah Amerika, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei pada Hari Kamis menurut media pemerintah, setelah Donald Trump memenangkan kursi kepresidenan.
Kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih dapat berarti penegakan sanksi minyak AS yang lebih keras terhadap Iran, yang ia mulai pada tahun 2018 setelah keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan global.
"Kami memiliki pengalaman pahit dengan berbagai kebijakan dan pendekatan pemerintah AS di masa lalu. Pemilu adalah kesempatan untuk meninjau pendekatan yang salah di masa lalu," kata Baghaei, melansir Reuters 7 November.
Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada Bulan September, Teheran siap untuk mengakhiri kebuntuan nuklirnya dengan Barat, yang menuduhnya mencari kapasitas untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
Presiden Joe Biden yang akan lengser berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran dalam negosiasi tetapi gagal mencapai kesepakatan baru. Sementara, Trump belum menjelaskan apakah ia akan membuka kembali masalah tersebut.
Baca juga:
- Australia Rancang UU Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, PM Albanese: Membahayakan
- PBB Sebut Mencari Pengganti Badan Bantuan Kemanusiaan PBB UNRWA Jadi Tanggung Jawab Israel
- Trump Menangi Pilpres, Presiden Xi Harapkan China-AS Hidup Berdampingan Secara Damai
- Pemerintah Presiden AS Joe Biden Berencana Kebut Bantuan ke Ukraina Sebelum Lengser
"Yang penting bagi Iran adalah bagaimana kita mengevaluasi tindakan Pemerintah AS," tandas Baghaei.