Misi Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Alami Lebih dari 30 Insiden Sepanjang Oktober
JAKARTA - Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mencatat lebih dari 30 insiden bulan ini yang mengakibatkan kerusakan properti atau cedera pada pasukan penjaga perdamaian, sekitar 20 di antaranya akibat tembakan atau tindakan Israel, kata seorang juru bicara.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah didorong ke garis depan perang baru antara Israel dan Hizbullah. Israel berulang kali meminta pasukan penjaga perdamaian untuk meninggalkan posisi mereka. Sementara, UNIFIL tegas menolak.
Dari 30 insiden bulan ini, "sekitar 20 di antaranya dapat kami kaitkan dengan tembakan atau tindakan IDF, dengan tujuh di antaranya jelas-jelas disengaja," kata Andrea Tenenti, juru bicara UNIFIL dalam konferensi pers yang diadakan melalui video, mengutip The Times of Israel 31 Oktober.
"Tujuh di antaranya jelas-jelas disengaja," kata Andrea Tenenti, mengutip Arab News.
"Yang sangat memprihatinkan adalah insiden di mana pasukan penjaga perdamaian yang melakukan tugas pemantauan, serta kamera, lampu, dan seluruh menara pengawas kami, telah secara sengaja menjadi sasaran IDF," kata Tenenti.
Sementara, insiden lainnya yang dialami UNIFIL belum dapat dipastikan penyebab atau sumbernya.
Terbaru, UNIFIl mengatakan roket yang mungkin ditembakkan oleh Hizbullah atau afiliasinya menghantam markas besar UNIFIL di Naqoura pada Hari Senin, dikutip dari Reuters.
UNIFIL mengatakan, roket yang mengenai bengkel kendaraan tersebut ditembakkan dari utara lokasi mereka, menciderai delapan pasukan PBB dari Austria.
Baca juga:
- Polisi Filipina akan Selidiki Klaim 'Pasukan Pembunuh' Mantan Presiden Duterte
- Rusia Sebut Inggris Memasok Senjata ke Ukraina Melalui Rute Laut Hitam
- Hukuman Pidana Dihapus, Jumlah Tentara Ukraina yang Desersi Disebut Tembus 100 Ribu
- Menhan Nasirzadeh Sebut Serangan Israel Tidak Mengganggu Proses Produksi Rudal Iran
Terpisah, Israel sendiri menegaskan mereka tidak menargetkan pasukan PBB, tetapi kadang pasukan penjaga perdamaian terjebak dalam baku tembak dengan Hizbullah.
Diketahui, pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan di Lebanon sejak invasi Israel tahun 1978 ke negara itu.
"Yang jelas, tindakan IDF dan Hizbullah membahayakan pasukan penjaga perdamaian," tandas Tenenti.