Meskipun Tidak Menular, Perhatikan Perbedaan Ketombe Basah dan Kering
YOGYAKARTA – Ketombe kerap mengganggu penampilan di samping membuat kepala gatal. Terdapat dua macam gangguan ketombe yang sebenarnya berbeda tetapi kerap disalahpahami. Yaitu ketombe basah atau dikenal dengan dermatitis seboroik dan Malassezia yang dikenali sebagai ketombe kering. Apa perbedaan ketombe basah dan kering serta penyebab dan cara mengatasinya? Cek penjelasan berikut ini.
Perbedaan ketombe basah dan ketombe kering
Penyebab utama ketombe basah adalah dermatitis seboroik. Ini membuat kuilt berminyak, merah, dan bersisik. Sisik putih atau kekuningan yang mengelupas, disebut ketombe. Penting dipahami, dermatitis seboroik bisa tidak hanya dialami pada kulit kepala. Tetapi juga alis, selangkangan, ketiak, dada, punggung atas, telinga, dan di sepanjang sisi hidung. Dermatitis seboroik pada bayi, disebut cradle cap.
Ketombe kering, sebenarnya bermula dari kulit kepala kering disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya karena udara dingin, dermatitis kontak, usia lanjut, dan penggunaan produk yang menghilangkan minyak alami kulit. Ketika kulit kering dan ditumbuhi ragi Malassezia, sel-sel kulit di kulit kepala akan mengelupas lebih cepat dari biasanya.
Baik ketombe basah dan kering, sebenarnya sama-sama mengganggu. Sama-sama respons kulit terhadap sejumlah faktor. Baik itu usia, hormon, stres, dan kondisi medis lainnya. Namun ketombe basah dan kering bisa dibedakan dari penampilannya. Ketombe basah lebih besar dan tampak berminyak. Sedangkan ketombe kering, lebih kecil, kering, dan terasa gatal namun tidak meradang.
Cara mengatasi ketombe basah dan kering
Penting dipahami, cara mengatasi ketombe perlu sesuai dengan penyebabnya. Apabila ketombe karena kulit kering, cukup cuci dengan sampo lembut lalu gunakan kondisioner untuk melembapkan. Tambahkan juga pelembap sebelum tidur. Jika penyebab ketombe karena kulit kepala kering, ketombe akan hilang setelah Anda keramas kesokan paginya.
Baca juga:
Untuk mengatasi kulit kepala kering, hindari menggunakan perawatan rambut yang menyerap kelembapan. Kalau ini masalahnya, cukup menggunakan sampo anti ketombe yang mengandung pyrithione zinc, selenium sulfide, ketoconazole, asam salisilat, coal tar, ataupun tea tree oil.
Selain itu, hindari produk rambut yang mengandung bahan kimia keras, seperti pemutih dan alkohol. Usahakan berjemur beebrapa menit di bawah sinar matahari setiap hari. Karena melansir Healthline, Senin, 21 Oktober, papanar sinar UV dapat membantu mengendalikan ketombe. Namun tidak boleh terlalu lama terpapar matahari untuk mengurangi risiko kanker kulit.
Berbeda seperti mengatasi ketombe kering, ketombe basah karena dermatitis seboroik perlu diatasi secara spesifik. Meskipun sampo anti ketombe membantu menghilangkannya sementara waktu, tetap membutuhkan diagnosis dokter dan rekomendasi perawatannya. Biasanya, ketombe basah karena dermatitis seboroik membutuhkan perawatan setidaknya selama 6 bulan. Paling penting, melakukan perawatan kulit untuk mengurangi lapisan ketombe semakin melebar atau mengganggu penampilan.