Mengetahui Perbedaan Campak dan Alergi melalui Penyebab dan Gejalanya
YOGYAKARTA - Seringkali, campak dan alergi dianggap memiliki gejala yang mirip, sehingga membuat banyak orang kesulitan untuk membedakan keduanya. Padahal, terdapat perbedaan campak dan alergi yang paling mendasar.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai perbedaan campak dan alergi, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara penanganannya. Diharapkan Anda dapat lebih waspada dan memberikan penanganan yang tepat.
Apa Itu Campak?
Menurut Jurnal Medicina, campak disebabkan oleh infeksi virus campak, yang merupakan bagian dari keluarga virus Paramyxoviridae. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Uniknya, Virus campak dapat bertahan hidup di udara atau pada permukaan yang terkontaminasi selama beberapa jam. Hal ini membuat individu yang tidak divaksin sangat rentan terhadap infeksi.
Penyebab alergi
Sementara campak disebabkan oleh infeksi virus, alergi disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan terhadap zat-zat tertentu yang dikenal sebagai alergen. Alergen dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk di antaranya:
- Makanan seperti kacang-kacangan, telur, susu, dan makanan laut.
- Debu, tungau debu, serbuk sari, dan bulu hewan.
- Gigitan atau sengatan serangga.
- Bahan lateks, seperti sarung tangan atau produk karet lainnya.
- Obat-obatan.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Campak pada Anak: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Perbedaan Campak dan Alergi
Meskipun beberapa gejala mungkin tampak serupa, penting untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala spesifik yang disebabkan oleh campak dan alergi. Berikut penjelasannya.
Gejala Campak
Tanda-tanda campak biasanya muncul dalam waktu 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Tanda-tanda dan gejala umum meliputi:
- Ruam merah pada kulit.
- Demam tinggi.
- Batuk kering.
- Sakit tenggorokan.
- Mata merah akibat peradangan konjungtiva (konjungtivitis).
- Bercak Koplik di mulut, yaitu bercak kecil berwarna putih dengan pusat putih kebiruan dan dikelilingi area merah.
Gejala Alergi
Gejala alergi dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan keparahannya. Namun, tanda-tanda dan gejala umum alergi meliputi:
- Ruam pada kulit.
- Bersin-bersin.
- Hidung tersumbat dan berair.
- Mata merah atau berair.
- Gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya.
- Pembengkakan lidah, bibir, tenggorokan, atau wajah.
Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin mengalami anafilaksis, reaksi alergi serius yang memerlukan perhatian medis darurat. Gejala-gejala dapat meliputi berbagai gangguan kesehatan diantaranya kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah drastis, pembengkakan wajah dan tenggorokan, serta pusing atau pingsan.
Baca juga:
Gejala Ruam pada Alergi dan Campak
Baik alergi maupun campak memiliki gejala khas berupa bintik-bintik merah pada kulit. Namun, ada beberapa perbedaan dalam penampilan bintik-bintik ini pada kasus alergi dan campak.
Ruam akibat alergi
Bintik-bintik merah akibat alergi seringkali muncul sebagai bercak merah atau ruam yang gatal. Bintik-bintik ini dapat muncul di area tertentu atau menyebar ke seluruh tubuh. Mereka cenderung menghilang dengan cepat setelah terpapar alergen berhenti.
Ruam akibat campak
Pada campak, bintik-bintik merah yang muncul sedikit terangkat dan menyatu menjadi bercak. Bintik-bintik ini biasanya tidak gatal dan dapat bertahan selama beberapa hari hingga lebih dari seminggu.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Secara umum, gejala campak dan alergi dapat dialami anak atau dewasa serupa. Namun, penting untuk memperhatikan penyebab yang mendasarinya dan perawatan yang berbeda yang diperlukan tergantung pada kondisi masing-masing individu.
Jika seseorang mengalami gejala seperti campak atau alergi, berkonsultasilah dengan dokter untuk diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat.
Selain perbedaan campak dan alergi, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!