JAKARTA - Sebuah kasus menggemparkan terjadi di Kentucky, Amerika Serikat, ketika seorang pria yang dinyatakan mengalami kematian otak dan siap untuk diambil organnya, secara mengejutkan terbangun saat operasi pengambilan organ tengah berlangsung.
Melansir The Guardian, Sabtu, 19 Oktober, kasus ini telah memicu penyelidikan mendalam oleh pihak berwenang terkait prosedur dan etika dalam proses donasi organ.
Pria tersebut bernama Anthony Thomas "TJ" Hoover II awalnya dinyatakan mengalami kematian otak setelah mengalami overdosis obat. Keluarga yang terpukul setuju untuk mendonorkan organ-organnya. Namun, saat operasi sedang berlangsung, Hoover menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang mengejutkan para dokter.
Peristiwa ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang keakuratan diagnosis kematian otak dan prosedur yang dilakukan sebelum pengambilan organ.
BACA JUGA:
Keluarga Hoover kini menuntut agar kasus ini diselidiki secara menyeluruh dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang pada orang lain.
Baik rumah sakit Baptist Health maupun organisasi Kentucky Organ Donor Affiliates (Koda) telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus ini. Namun, keluarga Hoover tetap bersikeras bahwa ada kejanggalan dalam penanganan kasus tersebut.
Apalagi soal persetujuan donor ini, datang dari staf rumah sakit yang memberitahu keluarganya bahwa Hoover telah memberikan izin untuk menyumbangkan organ tubuhnya jika dia meninggal. Untuk memenuhi keinginannya, rumah sakit menguji organ mana yang layak untuk disumbangkan, dan bahkan telah mengadakan upacara untuk menghormatinya.
“Kami sekilas melihat matanya terbuka tapi diberitahu mereka (pihak rumah sakit) bahwa itu hanya refleks – hanya hal normal,” kata saudara perempuan Hoover.
Sekitar satu jam setelah Hoover menjalani operasi untuk pengambilan organnya, seorang dokter keluar dan menjelaskan bahwa Hoover “belum siap”.
“Dia bangun,” kata dokter kepada keluarganya.