Wasekjen Hizbullah: Perlawanan Kami Sah dan Defensif untuk Menentang Pendudukan

JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem dalam pidatonya Hari Selasa menegaskan, perlawanan kelompoknya sah dan bersifat defensif untuk menentang pendudukan, mengatakan Israel ingin ciptakan Timur Tengah Baru.

Dalam penampilan ketiganya di muka publik usai wafatnya Hassan Nasrallah, ia mengatakan telah berjanji kepada mendiang Sekjen Hizbullah tersebut, "Kami tidak akan menyerah pada jalur perlawanan dan kami akan mengalahkan musuh Zionis dan melenyapkan mereka dari tanah dan wilayah kami di Lebanon," dikutip dari Mehr 16 Oktober.

"Rezim pendudukan Zionis telah mendasarkan kelangsungan hidupnya pada genosida, pemindahan orang-orang yang tidak berdaya, dan kejahatan," imbuh Qassem.

"Sebelum Anda bertanya mengapa (Operasi) Badai Al-Aqsa terjadi, tanyakan mengapa pendudukan terjadi sejak awal," kata wakil Sekjen Hizbullah.

"Badai Al-Aqsa (Operasi 7 Oktober) adalah hasil dari pendudukan selama 75 tahun dan ini adalah hak yang sah," tegasnya, seraya menambahkan "Orang-orang Palestina memiliki hak untuk mengambil tindakan untuk mengusir rezim pendudukan dan mencegah berlanjutnya pendudukan."

"Israel menginginkan seluruh wilayah Arab dan Islam," lanjutnya memperingatkan negara-negara di kawasan itu, lebih jauh menggambarkan rezim itu sebagai bahaya nyata bagi kawasan dan dunia.

"Netanyahu sedang mencari Timur Tengah yang baru," kata Qassem, seraya menambahkan "Kita menghadapi bahaya Timur Tengah baru yang ingin terlihat seperti yang diinginkan AS dan Zionis."

Pejabat Hizbullah itu mengatakan, perlawanan di Lebanon akan terus membela hak-hak Palestina, seraya mengatakan "kita mengupayakan gencatan senjata untuk Gaza."

"Perlawanan kita sah dan defensif, dan tujuannya adalah untuk menentang pendudukan dan membebaskan tanah," tegas Qassem.

Dalam kesempatan tersebut Qassem mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah proyek ekspansionis, menekankan "Palestina harus dibebaskan."

"Kami di Lebanon tidak menganggap diri kami terpisah dari Palestina dan kami tidak menganggap kawasan itu terpisah dari Palestina," tandasnya Qassem.

"Musuh Zionis berada di Lebanon selama 22 tahun dan diusir karena perlawanan itu," katanya.

"Sejak minggu lalu, kami telah mulai menerapkan persamaan baru dengan menargetkan Haifa dan sekitarnya setiap hari dengan tujuan untuk menimbulkan kerugian nyata pada musuh," tambahnya.