Kurir Kencing di Botol, Amazon Minta Maaf: Mereka Sering Kesulitan Temukan Toilet
JAKARTA - Raksasa e-commerce milik taipan Jeff Bezos, Amazon, menyatakan bahwa kurir mereka terkadang terpaksa buang air kecil di dalam mobil dengan menggunakan botol. Hal itu karena tuntutan pekerjaan perihal ketepatan waktu dan terkadang sulitnya menemukan sebuah toilet di perjalanan.
Pernyataan tersebut disampaikan pihak Amazon untuk menjawab tudingan dari anggota parlemen dari Demokrat, Mark Pocan yang mengutuk kondisi kerja di Amazon.
"Kami tahu bahwa pengemudi dapat dan memang mengalami kesulitan menemukan toilet karena lalu lintas atau terkadang rute pedesaan, dan ini terutama terjadi selama COVID-19 ketika banyak toilet umum ditutup," tulis perusahaan tersebut, dikutip dari CNBC International, Minggu 4 April.
Ungkapan Amazon ini disampaikan sebagai bentuk permintaan maaf kepada Mark Pocan. Sekitar 5.800 pekerja di gudang Amazon di Bessemer, Alabama, sedang menunggu pemungutan suara serikat yang akan dimulai pada hari Selasa mendatang.
Amazon telah menentang upaya serikat pekerja bersejarah, sementara Pocan termasuk di antara legislator yang mendukungnya.
"Membayar pekerja 15 dolar AS per jam tidak membuat Anda menjadi 'tempat kerja yang progresif' ketika Anda memberontak dan membuat pekerja buang air kecil di botol air," tulis Pocan dalam tweet pada 24 Maret yang memicu kontroversi.
Baca juga:
Amazon menanggapi dengan tweet: "Anda tidak benar-benar percaya tentang kencing dalam botol, bukan? Jika itu benar, tidak ada yang akan bekerja untuk kami. Kenyataannya adalah kami memiliki lebih dari satu juta karyawan luar biasa di seluruh dunia yang bangga dengan apa yang mereka lakukan, dan memiliki gaji serta perawatan kesehatan yang baik sejak hari pertama."
Saling balas argumen itu memicu serangkaian kritik dan cerita dari Intercept yang merinci bagaimana manajer Amazon sering menyuarakan keprihatinan selama rapat, dan dalam dokumen kebijakan dan email tentang masalah pekerja buang air kecil saat pengiriman.
Amazon pada hari Jumat menggambarkan tweet-nya tidak memperhitungkan populasi pengemudi perusahaan yang besar dan malah berfokus pada pusat pemenuhannya. Perusahaan juga mengatakan tweet itu salah, dan mengakui bahwa pengemudi memang kesulitan menemukan toilet.
"Terlepas dari kenyataan bahwa ini adalah industri secara luas, kami ingin menyelesaikannya," kata Amazon.
"Kami belum tahu caranya, tapi akan mencari solusi," tambah perusahaan.