Cak Imin Soal Hakim Cuti Massal: Kalau Hakim Tak Kita Perhatikan, Mana Mungkin Hukum Ditegakkan
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) merespons aksi cuti massal hakim se-Indonesia. Gerakan cuti ini dilandasi tuntutan para hakim atas kesejahteraan mereka. Cak Imin pun meminta pemerintah menyikapi secara serius aksi tersebut.
"Saya baru mendapat kabar ini kemarin, dan tentu ini harus disikapi serius oleh pemerintah. Hakim itu tulang punggung penyelesaian perkara, mereka juga bagian penting dari pilar demokrasi kita di bidang yudikatif," kata Cak Imin, Selasa, 8 Oktober.
Dari aksi ini, Solidaritas Hakim Indonesia menyodorkan draf revisi PP Nomor 12 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim ke Mahkamah Agung. Cak Imin menilai sikap para hakim tersebut adalah aspirasi sekaligus kritik yang harus diwujudkan.
"Ya saya kira wajar para hakim kita mengajukan Hak Keuangan dan Fasilitas. Karena memang mereka bekerja bukan untuk pribadi, tapi untuk tegaknya rule of law di negara kita. Ingat, kita ini negara hukum, kalau hakimnya tidak kita perhatikan, mana mungkin hukum bisa ditegakkkan dengan baik," ucapnya.
Gerakan Cuti Bersama Hakim se-Indonesia secara serentak dilakukan pada tanggal 7–11 Oktober 2024. Gerakan tersebut sebagai perwujudan komitmen para hakim untuk memperjuangkan kesejahteraan, independensi, dan kehormatan lembaga peradilan di Indonesia.
Baca juga:
- Jokowi Langsung Pulang Kampung ke Solo Usai Pelantikan Prabowo-Gibran 20 Oktober
- Tolak Telepon Wapres AS, Gubernur Florida Sindir Kamala Harris Tak Berkontribusi Hadapi Bencana
- CIA: Israel Mempertimbangkan Hati-hati Serangan Balasan ke Iran
- Hizbullah Tembakkan 190 Roket ke Israel, Sirine Berulang Kali Berbunyi
Dalam keterangan tertulis, Juru Bicara Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) Fauzan Arrasyid mengemukakan ketidakmampuan pemerintah menyesuaikan penghasilan hakim merupakan langkah mundur dan berpotensi mengancam integritas lembaga peradilan.
"Tanpa kesejahteraan yang memadai, hakim bisa saja rentan terhadap praktik korupsi karena penghasilan mereka tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," ucapnya.
Fauzan menjelaskan gerakan cuti bersama hakim se-Indonesia bertujuan menyuarakan aspirasi para hakim serta mengingatkan pemerintah bahwa tanpa jaminan kesejahteraan yang layak, penegakan hukum akan kehilangan wibawa dan keadilan hakiki.
Solidaritas Hakim Indonesia juga mendorong RUU Contempt of Court segera disahkan. RUU ini mengatur perlindungan bagi hakim dari segala bentuk penghinaan terhadap pengadilan (contempt of court).