JAKARTA - Direktur CIA William Burns mengatakan risiko eskalasi yang tidak disengaja di Timur Tengah tampak sebagai bahaya yang sangat nyata, meskipun AS menilai Iran maupun Israel tidak menginginkan konflik besar-besaran.
“Israel mempertimbangkan dengan sangat hati-hati bagaimana mereka akan menanggapi serangan rudal balistik Iran terbaru,” kata Burns pada konferensi keamanan nasional di Sea Island, Georgia, dilansir CNN, Selasa, 8 Oktober.
“Saya pikir kita semua sangat sadar akan konsekuensi dari berbagai bentuk pemogokan dan dampaknya terhadap pasar energi global dan perekonomian global,” imbuhnya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pekan lalu, dirinya tidak akan mendukung Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, namun tidak jelas apakah AS berhasil membujuk Israel untuk membatalkan opsi tersebut.
Sedangkan pasar juga gelisah karena kemungkinan Israel memilih untuk menyerang fasilitas minyak di Iran.
Risiko terbesar dari eskalasi, kata Burns, berasal dari “kesalahan penilaian.”
Mengenai Iran, Burns berpendapat, pemimpin tertinggi tetap menjadi pengambil keputusan utama. CIA belum mendeteksi adanya perubahan dramatis apa pun dalam hal ini.
BACA JUGA:
Burns juga berharap kesepakatan yang berhasil dapat dicapai antara Israel dan Hamas yang dapat menghasilkan pembebasan sandera yang masih hidup.
“Kami sudah hampir mencapainya setidaknya beberapa kali, namun hal itu sangat sulit dicapai,” katanya.