Derby Romero Tertantang Berbahasa Jawa Kromo Inggil di Kemah Terlarang
JAKARTA - Derby Romero menceritakan terkait karakternya di film terbaru rumah produksi Rapi Films yang berjudul Kemah Terlarang di mana ia bermain sebagai Mas Heru.
Derby mengatakan kalau di film yang diangkat dari sebuah kejadian nyata di Yogyakarta 2016 ini karakternya tidak diceritakan secara detail namun sosok aslinya benar ada.
"Di sini sebenarnya aku nih jadi badut ya di Kemah Terlarang. Jadi sebenarnya Mas Heru itu aku sudah ketemu aslinya. Jadi, sebenarnya gini karakter Mas Heru ini karakter dari narasumber Mas Wahid, tidak dijelaskan dari awal narasumber Mas Wahid ini siapa, tapi secara cerita memang ada sosok si Mas Heru ini," kata Derby Romero di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan,
Sejak awal Derby memang sudah tertarik dengan latar belakang karakter yang ditawarkan sehingga ia menerima projek film horor ini.
"Dari awal kebetulan pas ditawarkan karakter udah tertarik banget dari script-nya, terus aku bilang sama Gita, Gita juga ada background karakter, history-nya si mas Heru ini yang justru bikin gue sama Gita lebih mudah untuk mendesain karakternya," tambahnya.
Selama proses syuting juga Derby menikmati dalam memainkan karakter Mas Heru ini yang baginya cukup kompleks.
"Dan memainkan Heru itu menurut gue seru banget karena menurut gue, dia salah satu karakter yang lumayan kompleks di mana di awalnya dia di look up sama adik-adiknyq dan kebetulan sebenarnya kan paling muda kan sebenarnya," bebernya.
Baca juga:
- Kejadian Aneh Callista Arum Saat Bertemu Pelaku Asli di Kemah Terlarang
- Edward Akbar Adukan Kimberly Ryder ke KPAI atas Dugaan Kekerasan pada Anak
- Fenomena Langit Oktober 2024: Wow, Ada Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Bulan Sebagian!
- Melihat Keharmonisan Ikang Fawzi dan Marissa Haque, Simak 7 Tips agar Pernikahan Langgeng
"Terus jadi begitu memainkan karakter seru banget karena dia punya dimensi karakter yang menurut gue cukup kuat," jelasnya.
Namun salah satu tantangan yang harus ia rasakan berada di bahasa, di mana ia harus bisa berdialog menggunakan bahasa Jawa tinggi alias kromo inggil.
"Dan memang ini karakter yang menurut gue tantangannya banyak mulai dari karakter juga dari bahasa jawa. Karena di sini gue harus bisa bahasa Indonesia dengan aksen Jogja, bahasa jawa sehari-hari dan kromo inggil," ceritanya.
Untungnya kesulitan itu bisa ia atasi dengan bantuan teman-teman dari Jogja dan dari pemain lainnya. "Kebetulan gue beruntung banget dari prep sampai produksi banyak banget dibantu, diajari bahasa jawa sehari-hari dari temn temen gue dari Jogja dan acting coach gue dan di lokasi gue berterima kasih banget sama Mas Wahid dan tentunya om landung yang banyak banget ngajarin gue kromo inggil," tandasnya.