Bagikan:

JAKARTA - Di umur 33 tahun, Derby Romero merasa beruntung karena ia dipertemukan lagi dengan peran pertamanya dalam film Petualangan Sherina, Sadam. Tidak semua aktor bisa menghidupkan karakter yang mungkin pernah mereka lakukan semasa kecil, seperti Sherina Munaf atau Derby.

Masih tentang sekuelnya, Derby kembali berperan sebagai Sadam (atau akrab disapa Yayang). Derby membuka wawancara hari itu dengan menjelaskan karakternya dalam Petualangan Sherina 2.

“Sadam yang sekarang adalah Sadam dan Yayang yang sama dari 23 tahun yang lalu. Perbedaannya adalah Sadam sekarang sudah menjadi lebih dewasa, pastinya dan dia orang yang bertanggung jawab,” kata Derby Romero memulai cerita siang itu.

“Dia yang dulunya bully, sekarang dia jadi orang yang membela orang tidak bersuara karena dia sekarang bekerja di konservasi satwa liar,” lanjutnya.

Sejak mendapat tawaran ini, Derby Romero mengaku sudah mengalami tantangan yaitu ia harus mendesain apa yang dilakukan Sadam di era sekarang. Film terbarunya setelah dua tahun itu juga menuntutnya untuk berlatih koreografi, aksi, hingga bernyanyi lagi.

Derby Romero (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Paling pertama tantangannya cara desain Sadam, karena ini bukan karakter baru, ini karakter yang sudah ada 23 tahun lalu itu anak-anak dan sekarang tiba-tiba menjadi orang dewasa dengan melewati proses dan kita tidak tahu,” jelas Derby.

“Pertama ngedesain apa yang telah dilewatin sampai dia menjadi Sadam yang sekarang dan selama kemarin persiapan, aku banyak ngobrol sama Sher (Sherina Munaf), om Riri (Riri Riza), aku sudah dapat bocoran dari awal kerjaannya apa terus yang jadi pr aku adalah dia sampai bekerja di situ dan kenapa Sadam jadi Sadam yang sekarang,” katanya.

Pria bernama asli Martua Rumero Derby Nainggolan itu memutuskan untuk menciptakan core memory atau kejadian yang paling berpengaruh bagi seseorang. Menurutnya, ini menjadi lapisan dasar dari karakter Sadam dewasa.

“Aku jadiin base untuk karakter Sadam sampai dari situ tambahin ke hal lain. Aku desain bagaimana Sadam berinteraksi sama orang, interaksi sama Sherina. Sama motorist itu karena selain musikal, aku nyanyi, koreografi, ada action koreonya. Dan action koreo itu banyak gak cuma fighting, ada ngendarain perahu klotok, motor, mobil, ada speedboat ya semua itu ada latihannya ada persiapannya semua. Tapi itu salah satu yang paling menarik dan adegan-adegan itu aku lakukan sendiri,” jelasnya.

Derby Romero (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Ia melanjutkan, proses bertemunya dengan Sadam mungkin tidak pernah terbayangkan. 23 tahun berlalu, tidak semua orang bisa mendapat kesempatan yang sama dengan dirinya atau Sherina. Namun, menurutnya, pertemuan itu selalu bisa memungkinkan.

“Yang berbeda buat aku adalah beruntung dan bersyukur banget, senang bisa memerankan lagi Sadam dengan perbedaan yang begitu jauh sama yang pertama masih kecil 10 tahun. Sdah kelihatan perbedaan jarak waktunya jadi as an actor ini tantangan yang menurutku sangat menyenangkan,” kata aktor kelahiran Bandung tersebut.

Derby sendiri mengakui bahwa memang sudah waktunya, Petualangan Sherina memiliki kelanjutan cerita. Ia pun tidak menampik jika perkembangan karakter mereka sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh penggemarnya. Tapi, apakah Petualangan Sherina akan terus berlanjut?

“Kalau itu aku gak tahu jawabannya, mungkin bisa ditanya ke tante Mira,” jawabnya singkat.

Aktor beranak satu itu menganggap kembali ke Petualangan Sherina 2 sudah menjadi sebuah berkat. Lebih dari itu, produksi Petualangan Sherina 2 yang bisa berjalan hingga dirilis juga sesuatu yang luar biasa.

Derby Romero (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Petualangan Sherina 2 yang tayang sejak 28 September lalu mendapat respons positif dari penonton. Pekan ini, Miles Films mengumumkan bahwa film ini sudah ditonton lebih dari 2 juta penonton hingga saat ini. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah mengingat filmnya masih ditayangkan di bioskop.

Derby mengungkap bahwa sebenarnya ia banyak belajar melalui produksi Petualangan Sherina 2. Banyak dipertemukan dengan beberapa teman lama, termasuk Sherina tetap membawanya untuk belajar sesuatu yang baru dari film arahan Riri Riza ini.

“Kalau sama Sher pastinya senang banget, karena aku sama Sherina memang tidak pernah putus temanan dari dulu. Makanya kita di sini chemistry gak perlu dibangun, kita selalu bareng, ada momen kita sibuk-masing masing tapi tiap kali ada kesempatan pasti kita jalan bareng, ketemuan, pergi,” kata Derby.

“Itu bertahan seperti itu. Selalu bareng dan memang tiba-tiba project lagi lagi untuk pertama kali beradu akting jadi chemistry yang sudah ada justru makin seru dan itu membantu kita untuk masuk ke dalam adegan,” jelas suami Claudia Adinda itu.

Derby Romero (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Derby Romero juga merasa ia belajar mengenai penyutradaraan melalui film ini. Diketahui, ia memulai debutnya sebagai sutradara melalui film Mati Anak di tahun 2019. Ia bersama beberapa rekan juga mendirikan rumah produksi sebagai wujud keinginannya untuk mendalami belakang layar.

Selayaknya bekerja sebagai anak kecil di tahun 2000, Derby juga mempelajari apa yang ia alami ketika menyutradarai film pertamanya. Film horor itu didominasi oleh kehadiran anak-anak dan ia memperlakukan setiap aktor ciliknya berbeda.

“Jujur ngebantu. Mungkin karena aku berawal dari aktor, aku mungkin ngerti apa yang dibutuhkan aktor pada saat mereka mau masuk ke sebuah set jadi aku banyak belajar justru dari segi aku akting dulu,” ujarnya.

“Karena aku berawal dari aktor, untuk masuk ke anak ini seperti ini dan lainnya tapi memang jujur aku belajar banyak dan bisa berani untuk menjadi sutradara karena aku sudah pengalaman dari aku sebagai aktor. Aku banyak belajar dari senior, om Riri, bang Joko, Timo, even dari partner sendiri, banyak belajar dan beruntung punya kesempatan untuk belajar,” kata Derby.

Selayaknya Sherina, Derby juga sempat mendalami dunia tarik suara. Ia membentuk duo grup dan merilis album. Namun, ketika ditanya mengenai keinginannya kembali ke musik, ia merasa belum bisa fokus untuk meluncurkan lagu atau karya musik.

Derby Romero (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Ia melanjutkan, ketika ia kembali Petualangan Sherina 2, ia merasa juga kembali sebagai penyanyi. Derby dipercaya menyanyikan tiga lagu orisinal untuk film ini melalui lagu yang dibuat oleh lawan mainnya sekaligus music directornya, Sherina Munaf.

“Untuk sekarang fokusku memang tetap di aktor dulu tentunya pengin balik jadi sutradara lagi karena kan itu passion aku yang memang lagi aku kerja karena punya PH,” kata Derby Romero.

“Aku bilang aku bisa belajar karena dari melihat dan aku bisa ngobrol. Cuma melihat dari teman-teman sutradara lain, sutradara senior, semakin banyak film Indonesia yang semakin maju dan melihat dari sutradara-sutradara senior yang sudah semakin banyak justru kepacu untuk cepat-cepat ngedirect lagi,” kata Derby yang mengaku kembali ke Indonesia untuk fokus dengan Petualangan Sherina 2.

Derby juga mengaku ada beberapa proyek yang sedang berjalan dan ia kerjakan, namun menutup wawancara hari itu, ia berharap terus produktif di industri akting dalam bentuk apa pun adalah keinginannya.

“Harapannya pasti aku bisa selalu ada di industri ini baik di depan maupun belakang layar. One day aku bisa sehebat sutradara-sutradara senior yang sudah banyak karya dan bikin karya membanggakan di Indonesia,” kata Derby Romero.