Sekjen PBB Peringatkan Siklus Mematikan di Timur Tengah harus Dihentikan

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Hari Rabu mengutuk serangan rudal Iran ke Israel, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa "siklus mematikan kekerasan balas-membalas harus dihentikan."

"Waktu hampir habis," katanya kepada dewan, melansir Reuters 2 Oktober.

Dewan yang beranggotakan 15 negara ini bertemu setelah Israel membunuh Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah, memulai serangan darat terhadap kelompok militan yang didukung Iran.

Belakangan, Iran menyerang Israel dalam sebuah serangan yang meningkatkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Sekitar 181 rudal diluncurkan oleh Iran, dengan kantor berita Mehr mengatakan Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk pertama kalinya menggunakan rudal hipersonik Fattah 2.

Kantor berita Iran, IRNA mengutip IRGC melaporkan, pasukan elite tersebut mengklaim 90 persen rudal yang diluncurkan mencapai sasaran.

"Saya sekali lagi mengutuk keras serangan rudal besar-besaran yang dilakukan oleh Iran ke Israel," kata Sekjen Guterres kepada dewan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel pada Hari Rabu mengatakan, ia melarang Sekjen Guterres memasuki negara itu karena "tidak dengan tegas” mengutuk serangan rudal Iran terhadap Israel.

Terpisah, dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan pada Hari Selasa, Iran membenarkan serangannya terhadap Israel sebagai pembelaan diri di bawah Pasal 51 Piagam PBB, mengutip "tindakan agresif" oleh Israel termasuk pelanggaran kedaulatan Iran.

"Iran dengan sepenuhnya mematuhi prinsip pembedaan di bawah hukum humaniter internasional, hanya menargetkan instalasi militer dan keamanan rezim dengan serangan rudal pertahanannya," tulis Iran kepada dewan.

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon pada Hari Rabu menolak klaim pembelaan diri Iran.

"Itu adalah serangan yang diperhitungkan terhadap penduduk sipil," katanya kepada wartawan.

"Israel tidak akan berdiam diri dalam menghadapi agresi semacam itu. Israel akan merespons. Tanggapan kami akan menentukan, dan ya, itu akan menyakitkan, tetapi tidak seperti Iran, kami akan bertindak sesuai dengan hukum internasional," tambahnya.