Sekjen PBB Nilai Pembunuhan 112 Warga yang Tengah Menunggu Bantuan Kemanusiaan di Gaza Perlu Diselidiki
Korban tewas warga sipil di Gaza. (Wikimedia Commons/Fars Media Corporation/Saleh Najm and Anas Sharif)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, pembunuhan lebih dari 100 orang yang tengah menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan situasi yang memerlukan investigasi independen yang efektif.

Berbicara di St Vincent and the Grenadines menjelang pertemuan regional, Sekjen Guterres mengatakan dia "terkejut" dengan episode terbaru dalam perang dengan Israel, di mana pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 30.000 warga sipil telah terbunuh sejak 7 Oktober, dikutip dari Reuters 1 Maret.

Setidaknya 112 orang tewas dan lebih dari 280 orang terluka dalam insiden di dekat Kota Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina. Korban jiwa warga sipil merupakan yang terbesar dalam beberapa minggu terakhir.

Juru bicara Sekjen PBB Stéphane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sekjen PBB mengutuk peristiwa memilukan tersebut.

"Warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk mereka yang berada di wilayah utara yang terkepung di mana PBB tidak dapat mengirimkan bantuan selama lebih dari seminggu," jelasnya, dikutip dari CNN.

PBB tidak hadir saat kejadian tersebut namun menyerukan penyelidikan, kata Dujarric.

Sekjen PBB juga menegaskan kembali seruan untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan tanpa syarat semua sandera Israel di Gaza.

Menanggapi pertanyaan tentang kegagalan resolusi Dewan Keamanan mengupayakan gencatan senjata, Sekjen Guterres mengatakan, perpecahan geopolitik yang memburuk telah "mengubah hak veto menjadi instrumen yang efektif untuk melumpuhkan tindakan Dewan Keamanan."

"Saya sangat yakin kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan dan kita membutuhkan pembebasan sandera tanpa syarat dan segera, bahwa kita harus memiliki Dewan Keamanan yang mampu mencapai tujuan-tujuan ini," jelasnya.

Sementara itu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Letkol Peter Lerner mengatakan kepada CNN, truk bantuan yang terlibat dalam insiden mematikan pada hari Kamis itu berasal dari "bantuan internasional dari pemerintah yang datang dengan truk pribadi untuk bergerak ke utara."

"Kita perlu melakukan segalanya untuk meringankan situasi kemanusiaan," katanya.