Laporan Tech in Asia Ungkap Tren Terbaru Industri Teknologi di Asia Tenggara
JAKARTA - Tech in Asia baru saja merilis laporan “SEA to the Future: The 2024 Tech In Asia Conference Report,” yang mengulas kondisi industri menjelang edisi ke-13 dari konferensi utama tahunan Tech in Asia Conference 2024.
Berdasarkan laporan tersebut, financial technology (Fintech) dan e-commerce secara konsisten menjadi sektor dengan pendanaan tertinggi di Asia Tenggara selama 5 tahun terakhir.
Lebih lanjut, laporan ini mengungkapkan bahwa Asia Tenggara dengan populasi lebih dari 600 juta individu yang terampil dalam teknologi, tetap menjadi sorotan dalam lanskap teknologi global.
Di Asia Tenggara khususnya di sektor Fintech, uang tunai sudah tidak lagi menjadi andalan masyarakat, melainkan pembayaran digital yang kini memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan.
Sedangkan di lanskap e-commerce di Asia Tenggara, raksasa regional seperti Shopee dan Lazada, serta pemain lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak, terus bersaing untuk meraih pangsa pasar.
Baca juga:
- Kaspersky Temukan 38 Miliar Pelacak Web Kumpulkan Data Pribadi Pengguna pada 2024
- Bytedance Akan Gunakan Chip dari Huawei untuk Kembangkan Model AI-nya
- Pemerintah AS Sediakan Puluhan Starlink untuk Pulihkan Komunikasi di North Carolina
- EigenLayer Siap Luncurkan Token EIGEN dengan Valuasi Rp101 Triliun
Sementara itu, munculnya social commerce, terutama bagi kalangan usaha kecil, menjadi tren yang semakin berkembang. Tren baru lainnya di Indonesia, termasuk live commerce dan retail baru, muncul sebagai metode efektif bagi merek direct to consumer (D2C) untuk menjangkau konsumen mereka.
Di sisi lain, teknologi iklim dan cleantech mengalami peningkatan minat yang signifikan, terutama tahun lalu, seiring dengan meningkatnya permintaan energi dan emisi di kawasan ini.
Namun menurut laporan Tech in Asia tersebut, masih banyak yang harus dilakukan agar teknologi iklim bisa berkembang di Asia Tenggara.