Rajai Pileg 2024 Versi Survei SMRC, PDIP Bersyukur Kasus Korupsi Bansos Juliari Tak Surutkan Dukungan
JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis hasil jajak pendapat mengenai keterpilihan partai politik di bursa Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Hasilnya, PDI Perjuangan mendapat dukungan tertinggi.
Soal survei ini, politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus mengaku tidak heran. Sebab dia mengklaim partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki basis kader dan pendukung yang kuat.
"Kalau dilihat, survei 2004 sampai hari ini memang angkanya selalu di kisaran 23 hingga 28 persen. Ini menunjukkan, sebagai partai, kita punya basis massa solid," kata Deddy dalam diskusi virtual, Kamis, 1 April.
Deddy menyebut partainya mengapresiasi hasil survei. Sebab, elektabilitas partai selama pandemi COVID-19 tidak menyurutkan besaran dukungan masyarakat kepada PDIP.
Bahkan, dengan kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang dilakukan mantan kader PDIP Juliari Batubara saat menjabat sebagai Menteri Sosial juga tidak membuat elektabilitas PDIP jeblok.
"Tidak hanya pandemi, tetapi juga kasus-kasus yang banyak menyakiti kita semua, ternyata tidak signifikan memberikan dampak negatif yang membuat masyarakat mampu memilah-milah bahwa itu perbuatan oknum, bukan perbuatan partai asalnya," jelasnya.
Dari hasil survei ini, Deddy menyebut PDIP optimis dapat memperoleh 150 kursi di parlemen saat PIleg 2024. "Kalah pemerintah dalam jalur yang baik, mampu ekonomi kita rebound, tidak ada skandal yang merugikan, kita berharap kita mampu memenuhi target itu," ungkap dia.
Dalam survei SMRC, PDI Perjuangan mendapat dukungan paling banyak yakni 24,9 persen. PDIP juga mendapat kenaikan dukungan dari Pemilu 2019 sebesar 19,3 persen.
"Kalau dilihat dari tren survei sebelum pemilu sejak 2014, survei merekam PDIP selalu di atas perolehan hasil pemilu," kata Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas dalam pemaparan survei secara daring.
Baca juga:
Selanjutnya, pada urutan kedua dan ketiga adalah Golkar dan Gerindra dengan perolehan dukungan masing-masing 11,6 persen.
"Gerindra dan Golkar bersaing ketat pada Pemilu 2019. Di survei Maret 2021 juga demikian, di angka 11 hingga 12 persen," ujarnya.
Survei ini dilakukan pada periode 28 Februari hingga 8 Maret 2021. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.220 responden yang dipilih secara acak. Adapun margin of error survei ini diperkirakan sekitar 3,07 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.