Pasangan Ini Dilarang Menaiki Penerbangan Cathay Pacific Setelah Bikin Gaduh di Pesawat
JAKARTA - Maskapai penerbangan Cathay Pacific yang berkantor pusat di Hong Kong melarang dua penumpang menaiki penerbangannya, setelah terjadi pertengkaran mengenai etika kursi yang direbahkan yang berujung pada hinaan xenofobia.
Insiden tersebut terjadi selama penerbangan dari Hong Kong ke London pada tanggal 17 September. Seorang penumpang wanita dari China daratan menceritakan pengalamannya dalam sebuah video yang diunggah di Xiaohongshu (Buku Merah Kecil), Instagram versi China.
"Wanita yang duduk di belakang saya meminta saya untuk menaikkan kursi saya karena menghalangi pandangan suaminya ke TV. Saya menolak dengan sopan, dan dia mulai menjejakkan kakinya ke sandaran tangan saya, menendang lengan saya dan mengumpat saya seperti orang gila," katanya, melansir CNN 23 September.
Seorang pramugari mencoba menengahi dengan menyarankan wanita itu untuk menaikkan kursinya, tetapi dia menolak, dan situasinya meningkat.
"Ketika (penumpang wanita itu) menyadari bahasa Kanton saya tidak begitu bagus, dia mulai melontarkan komentar-komentar kasar, memanggil saya 'gadis daratan' dan kata-kata merendahkan lainnya," kata wanita itu.
Diketahui, orang-orang dari Hong Kong sebagian besar berbicara dalam bahasa Kanton, sedangkan orang Tiongkok daratan sebagian besar berbicara dalam bahasa Mandarin.
"Begitu saya mulai merekam, suaminya yang di belakang saya bahkan mendorong tangannya ke sandaran tangan saya dan mulai menggoyangkannya dengan keras. Saya merasa ruang pribadi saya telah dilanggar sepenuhnya," tambah wanita itu, yang mengatakan penumpang lain kemudian turun tangan.
Dalam rekaman insiden yang diunggah oleh wanita itu, terdengar suara seorang wanita berkata dalam bahasa Mandarin: "Kamu sudah cukup umur — mengapa kamu menindas seorang gadis muda?"
Dan yang lain terdengar berteriak dalam bahasa Kanton: "Kamu mempermalukan kami orang Hong Kong!" dan "Berhentilah mengatakan kamu dari Hong Kong!"
"Setelah beberapa penumpang membela saya, pramugari akhirnya mengatakan saya boleh pindah tempat duduk. Saya merasa itu tidak masuk akal bagaimana jika tidak ada yang mendukung saya? Apakah saya akan dibiarkan menghadapinya sendiri?" kata penumpang itu.
"Sebagai maskapai besar, bukankah Cathay seharusnya tahu cara menangani perselisihan seperti itu? Bukankah memperlakukan penumpang secara berbeda seharusnya mendapat konsekuensi?" lanjutnya.
Dalam pernyataan yang dirilis Sabtu pekan lalu, Cathay Pacific mengatakan ingin "meminta maaf dengan tulus" atas "pengalaman yang tidak menyenangkan."
"Kami mempertahankan kebijakan tanpa toleransi untuk perilaku apa pun yang melanggar peraturan keselamatan penerbangan atau tidak menghormati hak pelanggan lain," kata maskapai itu.
"Kami akan menolak perjalanan mendatang pada penerbangan Cathay Group mana pun kepada dua pelanggan yang terlibat dalam insiden ini," lanjutnya.
Diketahui, insiden itu memperpanjang perdebatan yang sudah berlangsung lama dan sering kali panas mengenai etiket seputar kursi yang direbahkan di pesawat, juga menyoroti ketegangan antara orang-orang dari daratan Tiongkok dan warga Hong Kong – akibat dari pandangan politik dan identitas budaya yang berbeda, dan dipicu oleh protes pro-demokrasi 2019 di Hong Kong.
Baca juga:
- Warga Serbu Pusat Penelitian Setelah Simpanse Membunuh Bayi
- Menlu RI: Semangat Bandung Pemandu dalam Menghormati Negara Lain dan Menyelesaikan Konflik lewat Dialog
- Menlu Retno Ingin Negara OKI Jadi Teladan dalam Mendukung Pengakuan Negara Palestina
- Ayah-Anak Ini Seberangi Samudra Arktik dengan Mendayung untuk Promosikan Pelestarian Spesies Laut
Wanita itu kemudian mengunggah video lanjutan di mana dia mengatakan dia pikir insiden itu adalah "kasus yang terisolasi dan masalah pribadi; tidak perlu dibesar-besarkan."
"Baik di pesawat maupun daring, banyak warga Hong Kong datang membantu dan mendukung saya. Masih banyak orang baik di dunia ini!" imbuhnya.