Energi Terbarukan Untuk Pertanian dan Contoh Penggunaannya

YOGYAKARTA – Di bidang pertanian, energi baru terbarukan (BT) ikut berperan penting dalam meningkatkan produktivitas. Sayangnya pemanfaatan energi tersebut belum sepenuhnya dilakukan. Padahal ada banyak jenis energi terbarukan untuk pertanian yang membantu petani atau peternak meningkatkan hasil produksi mereka.

Tidak hanya meningkatkan hasil produksi, EBT di bidang pertanian juga meringankan beban kerja manusia. Lalu apa saja EBT untuk pertanian yang bisa dimanfaatkan?

Energi Terbarukan Untuk Pertanian

Dilansir dari World Economic Forum, setidaknya ada tiga energi ramah lingkungan untuk pertanian yang mampu mengurangi emisi serta meningkatkan produksi yakni sebagai berikut.

  1. Energi Surya

Energi cahaya matahari yang ditangkap menggunakan panel surya untuk dijadikan sebagai sumber energi mampu menghasilkan listrik untuk kegiatan pertanian. Listrik tersebut bisa dimanfaatkan salah satunya untuk mengalirkan air. Selain itu keunggulan panel surya mampu memberikan dampak lain terhadap hasil tani.

Cara kerja panel surya yang sederhana memungkinkan untuk dipasang di lahan pertanian. Di sisi lain tanaman masih bisa ditanam di bawah panel surya. Praktik ini disebut dengan pertanian agrivoltaik. Tak hanya di bidang pertanian, panel surya mampu meningkatkan kualitas hewan ternak.

Langkah tersebut bahkan telah diuji coba oleh peternak domba di Australia. Selama empat tahun, ABC News melaporkan bahwa kualitas dan kuantitas wol domba meningkat sejak menggunakan panel surya. Panel surya yang dipasang tinggi mencegah tanah jadi kering serta memberikan keteduhan pada domba.

  1. Geotermal

Geothermal adalah sumber energi EBT yang berasal dari panas bumi. Sumber energi ini juga bisa digunakan untuk kepentingan pertanian, misalnya untuk menghangatkan atau mendinginkan ruang pembibitan.

Rebecca Kutzer-Rice dan suaminya Mark Ginsberg memanfaatkan geotermal untuk keperluan pertanian mereka di Amerika Serikat. Mereka menggunakan energi geotermal untuk mengatur suhu green house. Di bidang pertanian, green house dipakai sebagai ruang penanaman dengan suhu yang lebih terkontrol.

Saat siang hari, green house menjadi sangat panas karena udaranya terperangkap di dalam ruang. Daripada membiarkan udara panas tersebut keluar, Rebecca Kutzer-Rice dan suaminya memumpa panas tersebut ke dalam pipa dalam tanah.

Udara panas tersebut disimpan untuk dialirkan pada malam hari atau saat cuaca di luar benar-benar dingin. Pengaturan suhu ini diklaim mampu menjaga tanaman tertentu tetap tumbuh di rumah kaca green house.

  1. Biogas

Biogas adalah EBT yang berasal dari bahan organik, bisa dari kotoran hewan, sisa makanan, atau sisa tumbuhan yang membusuk. Dalam dunia pertanian, biogas dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan kandang ternak. Praktik tersebut dilakukan oleh Ani, seorang petani di Bhutan.

Ani harus menjaga agar suhu kandang yang menyimpan 4.000 ekor unggas agar tetap hangat khususnya ketika musim dingin. Demi mengurangi tagihan listriknya, ia beralih ke biogas.

Itulah informasi terkait energi terbarukan untuk pertanian. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.