Pembunuh Abang Tiri Gara-gara Cekcok Lahan ‘Pak Ogah’ Putaran Mobil di Medan Dituntut 10 Tahun Penjara

JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan, Sumatera Utara menuntut Gilang Prasetya alias Ucok (21) dengan pidana penjara selama 10 tahun karena terbukti melakukan pembunuhan terhadap Panji Satria (32), abang tirinya di Kota Medan.

"Meminta kepada majelis hakim agar menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Gilang Prasetya alias Ucok dengan pidana penjara selama 10 tahun," kata JPU Kejari Medan Elvina Elisabeth Sianipar di Pengadilan Negeri Medan dilansir ANTARA, Selasa, 24 September. 

JPU menyatakan perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur melakukan tindak pidana pembunuhan, yakni melanggar Pasal 338 KUHPidana sebagaimana dakwaan primer.

"Dari fakta-fakta persidangan, terdakwa dinilai terbukti bersalah dengan sengaja merampas nyawa orang lain," ujar dia.

 Hal-hal yang memberatkan perbuatan terdakwa karena telah menghilangkan nyawa orang lain, sedangkan hal meringankan bersikap sopan selama persidangan, tegas Elvina.

Setelah mendengarkan pembacaan tuntutan, Hakim Ketua As'ad Rahim Lubis menunda persidangan dan dilanjutkan pada Selasa (1/10) dengan agenda pembacaan nota pembelaan atau pleidoi dari terdakwa.

 

JPU Elvina dalam surat dakwaan menyebutkan, kasus bermula pada Senin (22/4) sekitar pukul 12.00 WIB, saat terdakwa datang ke Jalan Asrama, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia, dengan tujuan untuk mengatur pemutaran mobil.

Setibanya di lokasi, terdakwa duduk-duduk di salah satu kafe. Tidak lama kemudian, terdakwa melihat korban melakukan pengaturan pemutaran mobil.

Kemudian, terdakwa mengatakan kepada korban, "kau kan sudah dari tadi siang di sini, kan sudah banyak kau dapat uang. Aku baru saja pengaturan di sini, aku belum dapat uang, janganlah kau ganggu aku dulu".

Mendengar itu, korban menjawab "apa mau kau?", dan pertengkaran antara terdakwa dan korban pun terjadi. Lalu, korban menarik terdakwa ke pinggir jalan tepatnya di depan kafe, dan korban memukul terdakwa.

Selanjutnya, korban mengambil sebilah pisau dari satu steling di depan kafe dengan mengayun-ayunkan pisau tersebut ke arah terdakwa, dan terdakwa berusaha menghindar.

Terdakwa berlari ke arah dapur kafe mengambil satu gunting, dan langsung mendatangi korban di depan kafe. Selanjutnya, terdakwa mengayunkan gunting tersebut ke arah leher korban.

Akibat tikaman itu, korban berjalan ke arah Rumah Sakit Hermina Medan, di Jalan Asrama dengan terdakwa mengikuti korban dari belakang.

Korban sempat dirawat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan karena pendarahan disebabkan terputusnya pembuluh darah di leher sebelah kiri akibat tusukan benda tajam.