7 Jenis Batuk pada Bayi, Balita, dan Anak-anak

YOGYAKARTA – Sebagian besar batuk disebabkan gangguan pada kondisi pernapasan. Bisa karena pilek, influenza, atau asma. Ada pula jenis batuk yang menandai gejala serius, seperti batuk rejan atau pneumonia. Untuk mengenali jenis batuk yang dialami bayi, balita, dan anak-anak, berikut ini tanda serta penjelasannya.

1. Barking cough

Batuk yang tidak berdahak tetapi diikuti pilek dan terjadi pada malam hari, kemungkinan karena peradangan pada laring serta trakea. Disebut barking cough atau batuk menggonggong yang umumnya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret. Batuk ini menyerang bayi usia 6 bulan hingga anak usia 3 tahun.

Batuk croup ini, disebabkan virus yang pada siang hari kondisinya baik-baik saja. Tetapi akan batuk-batuk dan hidung berair pada malam hari. Saat menarik napas, anak mungkin mengeluarkan suara seperti siulan bernada tinggi. Beberapa anak, cenderung mengalami croup setiap kali mereka pilek. Apabila gejala batuk croup disertai kesulitan bernapas dan terjadi lebih dari lima menit, ortu harus segera membawa buah hati ke dokter.

Ilustrasi jenis batuk pada bayi, balita, dan anak-anak (Freepik/tatsy)

2. Batuk berdahak

Batuk ini, terdengar berlendir, mata terlihat berair, nafsu makan anak buruk, dan mengalami sakit tenggorokan. Kemungkinan penyebabnya adalah batuk dan pilek. Umumnya berlangsung selama satu hingga dua minggu. Menurut National Institute of Allergy and Infectious Diseases, anak-anak rata-rata terkena enam hingga sepuluh kali pilek dalam setahun. Karena disebabkan virus, menjaga sistem kekebalan tubuh anak dan metabolisme tetap seimbang penting dilakukan. Penting juga memeriksakan buah hati ke dokter.

3. Batuk kering pada malam hari

Anak mengalami batuk pada musim dingin, biasanya akan parah pada malam hari dan setiap kali mereka berlarian. Kemungkinan penyebab batuk kering pada anak-anak, disebabkan asma. Di mana terjadi kondisi kronis pada saluran udara di paru-paru. Ini karena saluran tersebut menyemput dan meradang serta menghasilkan lendir berlebih.

Orang tua sering menganggap batuk karena asma ini mengi. Batuk sampai tersengal-sengal ini, menurut profesor pediatri di Rumah Sakit Anak Cleveland Clinic, Debbie Lonzer, MD., disebabkan lendir di paru-paru menimbulkan sedikit geli dan gatal sehingga membuat anak batuk.

Ilustrasi jenis batuk pada bayi, balita, dan anak-anak (Freepik/tatsy)

4. Batuk karena kelelahan

Batuk karena kelelahan bermain, ditandai batuk serak yang lemah diikuti demam tinggi, nyeri otot, dan pilek. kemungkinan penyebabnya addalah flu, karena virus flu memiliki masa inkubasi yang panjang sebelum menularkan pada teman atau keluarga.

"Virus ini menyebar melalui percikan kecil, jadi ketika teman sekelas bersin sekali saja, virus flu akan terbang ke seluruh ruangan," kata Dr. Lonzer.

5. Batuk parau dan mengi

Si kecil Anda telah menderita flu selama beberapa hari, dan sekarang batuknya mengeluarkan suara serak dan bersiul. Yang mungkin menyebabkannya adalah bronkiolus terinfeksi atau disebut bronkiolitis. Bronkiolus adalah saluran udara terkecil di paru-paru. Ketika bronkiolus membengkak dan terisi lendir, anak akan kesulitan bernapas. Penyebab paling umum adalah virus sinsitial pernapasan (dikenal sebagai RSV). Bronkiolitis paling sering menyerang bayi muda selama bulan-bulan musim dingin, kata Allan Lieberthal, M.D., profesor klinis pediatri di University of Southern California dilansir Parents, Jumat, 20 September.

6. Batuk rejan

Batuk rejan dikenali dari intensitas batuknya. Ketika batuk dengan suara rejan dan terasa berat lebih dari 20 kali dalam satu tarikan napas, disebut batuk rejan. Penyebabnya pertusis, atau bakteri yang menyerang lapisan saluran pernapasan. Serangan bakteri ini sebabkan peradangan parah dan menyumbat saluran udara. Anak-anak yang belum imunisasi lengkap, kemungkinan besar terkena batuk rejan.

"Bayi di bawah usia 6 bulan tidak memiliki cukup kekuatan di paru-paru mereka untuk mengeluarkan suara batuk rejan yang khas, jadi lebih sulit bagi orang tua untuk mendeteksinya," kata Gordon Bloomberg, M.D., profesor madya pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Washington.

7. Batuk basah

Ketika anak mengalami pilek, batuknya basah dan berdahak. Napas lebih cepat dari biasanya. Penyebabnya, pneumonia di mana virus atau bakteri menyerang paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru terisi cairan. Untuk memastikan penyebab batuk basah dan berdahak, ortu penting memeriksakan anak ke dokter. Nanti akan dites dan diresepkan obat sesuai penyebab batuknya.

Setelah mengenali jenis batuk pada bayi, balita, dan anak-anak, penting ortu tetap waspada dan memberikan perhatian penuh supaya mengenali gejala-gejalanya. Penting pula segera memeriksakan ke dokter dan mendapatkan pengobatan sesuai kondisi anak.