Pengadilan Turki Penjarakan 37 Orang yang Dituduh Bekerja untuk Badan Intelijen Israel Mossad

JAKARTA - Otoritas Turki menjatuhkan hukuman penjara kepada 37 orang atas tuduhan bekerja untuk intelijen Israel dan memperoleh informasi rahasia untuk keperluan spionase.

Pengadilan Tinggi Pidana ke-28 di Istanbul mengumumkan vonis bagi 56 terdakwa yang diadili atas tuduhan spionase atas nama Mossad Israel.

A.K.Ö. dan A.E., dua di antara para terdakwa, dijatuhi hukuman delapan tahun empat bulan penjara, sementara 35 terdakwa lainnya dijatuhi hukuman enam tahun delapan bulan, dikutip dari Daily Sabah 19 September.

Sebelumnya, hanya A.K.Ö. dan A.E. terdakwa yang dipenjara. Sementara yang lainnya dibebaskan sambil menunggu persidangan.

Pengadilan mengurangi hukuman penjara awal 10 tahun untuk dua terdakwa. Para terdakwa dituduh bekerja untuk Mossad untuk membantu lembaga mata-mata mengirim uang kepada para operatornya dan melakukan "pekerjaan taktis" untuk target-target Mossad.

Awal minggu ini, seorang jaksa penuntut Turki menuntut total 45 tahun penjara untuk 20 tersangka, yang didakwa memata-matai warga negara Palestina dan orang-orang yang terkait dengan Hamas yang menjadi target Mossad.

Jaksa penuntut umum di Istanbul mengajukan gugatan pada Hari Senin terhadap sekitar 20 tersangka, 16 di antaranya ditahan, atas tuduhan melakukan "spionase internasional" dan mentransfer intelijen tentang warga negara asing yang tinggal di Turki ke unit operasi daring Mossad.

Dakwaan jaksa penuntut mengatakan para terdakwa menyita informasi pribadi, termasuk alamat dan rekaman, warga negara Palestina dan orang-orang yang terkait dengan Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, di Türkiye atas nama Mossad.

Unit badan intelijen Israel "memanfaatkan" para tersangka untuk memperoleh sumber informasi dari jarak jauh, mengawasi targetnya, termasuk mengambil foto dan video, serta tugas taktis lainnya seperti mengikuti, menyerang, merampok, atau menculik, menurut dakwaan tersebut.

Para tersangka khususnya berusaha menemukan tempat atau alamat tempat orang-orang yang menjadi target Israel berkumpul atau tinggal di Turki, katanya.

Diketehui, seiring dengan pecahnya konflik Hamas-Israel di Gaza, Turki telah mengungkap beberapa jaringan yang dioperasikan oleh Mossad di negara tersebut.