Meta Larang RT dan Media Pemerintah Rusia Lainnya dari Platformnya
JAKARTA – Perusahaan induk Facebook, Meta, mengumumkan pada Senin 16 September bahwa mereka melarang RT, Rossiya Segodnya, dan jaringan media pemerintah Rusia lainnya dari platformnya. Meta menyatakan bahwa media tersebut telah menggunakan taktik menipu untuk menjalankan operasi pengaruh tersembunyi secara online.
Langkah ini, yang mendapat kritik keras dari Kremlin, merupakan eskalasi tajam dalam tindakan perusahaan media sosial terbesar di dunia tersebut terhadap media pemerintah Rusia. Sebelumnya, Meta hanya membatasi langkah seperti melarang iklan dan mengurangi jangkauan postingan dari outlet-outlet tersebut.
“Setelah pertimbangan matang, kami memperluas penegakan yang sedang berlangsung terhadap outlet media pemerintah Rusia. Rossiya Segodnya, RT, dan entitas terkait lainnya sekarang dilarang dari aplikasi kami secara global karena aktivitas campur tangan asing,” kata Meta dalam pernyataan tertulisnya.
Penegakan larangan ini akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang dan berlaku di semua aplikasi Meta, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads.
Menanggapi keputusan ini, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan, “Meta merusak citranya sendiri dengan tindakan ini. Tindakan selektif seperti ini terhadap media Rusia tidak dapat diterima... Ini memperumit prospek normalisasi hubungan kami dengan Meta.”
Meta sendiri telah diblokir di Rusia sejak 2022 setelah pemerintah Rusia menyebut perusahaan tersebut sebagai organisasi ekstremis. Langkah ini merupakan respons atas kebijakan Meta yang mengizinkan pengguna melampiaskan kemarahan mereka atas invasi Rusia ke Ukraina melalui perubahan aturan ujaran kebencian di platformnya.
Baca juga:
Namun, meski Rusia telah melarang Facebook dan Instagram, WhatsApp tetap digunakan secara luas di negara itu. Telegram Messenger dan VK Video juga menjadi alternatif bagi warga Rusia yang ingin mengakses media sosial. Telegram sendiri didirikan oleh Pavel Durov, yang baru-baru ini diselidiki oleh otoritas Prancis.
Langkah Meta ini juga menyusul tuduhan pencucian uang yang diajukan Amerika Serikat terhadap dua pegawai RT, yang diduga menyewa perusahaan Amerika untuk memproduksi konten online guna mempengaruhi pemilu 2024. RT mengecam langkah ini, menuduh AS berusaha menghalangi operasionalnya sebagai organisasi jurnalistik.
Meta menegaskan bahwa mereka telah memantau media yang dikontrol Rusia yang mencoba menghindari deteksi di masa lalu dan mengharapkan mereka akan terus berupaya melakukan praktik-praktik menipu di masa depan.