Menhan Gallant Bilang Pasukan Israel Tengah Menyelesaikan Pelatihan untuk Operasi Darat di Lebanon
JAKARTA - Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyebut pasukan Israel tengah melakukan latihan untuk menggelar operasi darat di Lebanon, saat tujuan operasi di Jalur Gaza hampir tercapai.
Berbicara kepada para prajurit dalam sebuah latihan yang mensimulasikan serangan darat di Lebanon, Menhan Gallant mengatakan Israel mengalihkan fokusnya ke front utara dengan tujuan untuk segera mencapai tujuannya di Jalur Gaza.
"Pusat gravitasi bergerak ke utara, kami hampir menyelesaikan misi kami di selatan, tetapi kami memiliki tugas di sini yang belum dilaksanakan, dan misi ini adalah untuk mengubah situasi keamanan dan mengembalikan penduduk ke rumah mereka," katanya kepada para prajurit Brigade Oded di Israel utara, dilansir dari The Times of Israel 11 September.
Sekitar 60.000 warga Israel telah mengungsi dari rumah mereka di tengah serangan harian yang dilancarkan kelompok militan Lebanon Hizbullah terhadap wilayah Israel utara.
Mengembalikan para pengungsi di utara ke rumah mereka adalah bagian dari tujuan perang Israel, di samping menghancurkan Hamas dan mengembalikan para sandera yang diculik oleh kelompok teror tersebut pada 7 Oktober lalu.
"Instruksi-instruksi yang Anda tunggu-tunggu ini, saya berikan di selatan dan melihat pasukan sedang bekerja," ujar Menhan Gallant, mengacu pada serangan darat Israel di Gaza.
Dia menambahkan, perintah semacam itu “akan datang ke sini juga dan Anda harus siap dan siap untuk melaksanakan misi ini.”
"Kami sedang menyelesaikan pelatihan seluruh tatanan pertempuran untuk operasi darat (di Lebanon) dalam semua aspeknya," ungkap Menhan Gallant.
"Saya telah melihat dalam banyak situasi di mana saya berdiri di samping pasukan yang mengatakan kepada saya: 'Anda hanya berbicara'. Setelah seminggu saya bertemu dengan mereka di lapangan," tambahnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan, Israel harus mengalihkan fokusnya ke Hizbullah dan perbatasan Lebanon, memperingatkan "kita terlambat dalam hal ini."
"Kita memiliki cukup pasukan untuk menghadapi Gaza dan kita harus berkonsentrasi pada apa yang terjadi di utara," kata Gantz, berbicara di Washington, D.C pada sebuah forum Timur Tengah.
Dalam forum itu, pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) ini juga mengatakan, Iran dan proksinya adalah "masalah sebenarnya."
"Waktunya utara telah tiba dan sebenarnya saya pikir kita terlambat dalam hal ini," ujarnya.
Gantz mengatakan, Israel membuat kesalahan dengan mengevakuasi sebagian besar wilayah utara negara itu saat permusuhan dengan Hizbullah berkobar menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza.
Baca juga:
- Keluarkan Peringatan Keras, Kementerian Luar Negeri Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Transfer Rudal ke Rusia
- Kim Jong-un Berjanji Tingkatkan Persenjataan Nuklir Korea Utara Secara Eksponensial
- Kepala Badan Pengawas Nuklir PBB Siap Bekerja Sama dengan Pemerintah Baru Iran
- Perwakilan Khusus PBB Prihatin Atas Laporan Kekerasan Seksual Terhadap Tahanan Palestina di Tahanan Israel
"Di Gaza, kami telah melewati titik yang menentukan dalam kampanye ini," katanya.
"Kami dapat melakukan apa pun yang kami inginkan di Gaza. Kami harus berusaha mencapai kesepakatan untuk membebaskan sandera kami, tetapi jika kami tidak dapat melakukannya dalam waktu dekat, beberapa hari atau beberapa minggu, atau apa pun itu, kami harus pergi ke utara," urai Gantz.
"Kami mampu menyerang negara Lebanon jika diperlukan. Kisah Hamas adalah berita lama," tambahnya, sebaliknya mengatakan "kisah Iran dan proksinya di seluruh wilayah dan apa yang mereka coba lakukan adalah masalah sebenarnya."