Diduga Diancam Kadisdikbud Kalsel, Koordinator Demo Protes Pengusiran Guru Honorer Lapor Polisi
KALSEL - Polisi mendalami laporan dugaan pengancaman Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel Muhammadun alias Madun terhadap koordinator aksi demonstrasi "Copot Madun" bernama Aliansyah.
Demonstrasi itu berlangsung di Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Jumat 6 September.
"Memang betul kami baru saja menerima laporan soal itu, masih didalami," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel Kombes Pol Erick Frendriz di Banjarmasin, Kalsel, Selasa 10 September, disitat Antara.
Menurut dia, penyelidikan dilakukan untuk memastikan laporan kasus tersebut masuk ranah tindak pidana atau tidak.
Apalagi laporan yang diterima disebutkan jika informasi pengancaman melalui telepon, sehingga Kepolisian harus membuktikan siapa penelponnya serta bukti-bukti lainnya.
"Jadi harus kita buktikan dulu, proses ini masih panjang," tuturnya.
Baca juga:
- Banding Eks Sekjen Kementan, PT DKI Perberat Vonis Jadi 9 Tahun Penjara
- Cari Lahan di Jakarta Sulit, RK-Suswono Bakal Pakai Milik Pemerintah Bangun Rumah Vertikal
- Bertepatan Maulid Nabi Muhammad, Ganjil Genap 16 September di Jakarta Ditiadakan
- AS Pasok Bom Tandan untuk Ukraina Selama 2023-2024 di Tengah Larangan Internasional
Sementara Aliansyah didampingi kuasa hukumnya Budi Khairannoor mendesak Polda Kalsel memproses laporan yang diajukan pihaknya. Menurutnya, sudah jelas terjadi pengancaman yang membahayakan keselamatan jiwa kliennya.
"Tidak elok seorang kepala dinas mengucapkan kata-kata pengancaman seperti itu, ini sudah tidak bermoral komunikasinya," kata Budi ditemui di Polda Kalsel usai membuat laporan polisi.
Untuk memperkuat laporannya, Aliansyah dan pengacaranya menyerahkan bukti rekaman suara pengancaman oleh Madun kepada dirinya.
Budi juga mengatakan pihaknya sudah melacak nomor telepon WhatsApp yang digunakan melakukan pengancaman yakni milik Sirajudin yang merupakan ajudan Kadisdikbud Kalsel.
Kasus pengancaman itu buntut dari aksi demo yang dilakukan Aliansyah bersama gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menuntut Madun dicopot setelah mengusir Amalia Wahyuni, seorang guru honorer di sebuah SMK di Banjarbaru pada suatu acara rapat koordinasi guru sekolah menengah kejuruan (SMK) di sebuah hotel berbintang di Banjarmasin pekan lalu.
Amalia diusir keluar setelah menegur Madun yang merokok dan bersandal ketika memasuki ruangan acara. Tak terima dirinya diusir, Amalia kemudian mengunggah video curhatnya berkaitan perilaku Madun di media sosial hingga video itupun viral mengundang beragam reaksi publik.