Rangkaian Gerbong KRL Impor dari China Bakal Tiba Awal 2025

JAKARTA - Rangkaian gerbong atau trainset baru kereta rel listrik (KRL) yang diimpor oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter dari China, akan tiba di Indonesia pada awal tahun 2025.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan selain dari China, trainset baru untuk KRL Jabodetabek ada juga yang dibuat oleh PT INKA. KRL baru ini akan menggantikan operasional kereta yang sudah masuk masa pensiun.

“InsyaAllah di tahun depan akan ada gerbong baru KRL. Ada yang dari INKA baru dan ada yang dari saja dulu tahun 2025,” ujarnya saat ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta, Minggu, 8 September.

Joni mengatakan KRL baru ini diperlukan untuk meningkatkan daya tampung, termasuk untuk memenuhi kenyamanan pengguna. Apalagi, kata dia, saat ini jumlah pengguna KRL sudah mencapai 1 juta orang.

“Rata-rata per hari itu satu juta penumpang yang menggunakan KRL. Sedangkan kemampuan kapasitas maksimalnya juga 1 jutaan, sudah maksimal,” kata dia.

Kondisi tersebut, sambung Joni, KRL mengalami kepadatan di jam-jam sibuk atau peak hourr saat pergi kerja di pagi hari, dan saat pulang kerja.

“Di jam kerja mulai 05.00 sampai 07.00 WIB, kemudian di sore hari ketika pulang kerja itu, kalau kita lihat memang luar biasa padat,” ucap Joni.

KAI Commuter Tambah 8 Trainset Impor dari China

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter menambah jumlah kereta impor dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd sebanyak delapan unit. Penambahan ini dilakukan karena kebutuhan yang mendesak.

Sekadar informasi, sebelumnya KAI Commuter telah melakukan impor tiga unit kereta baru dari CRRC Sifang. Dengan begitu, jumlah kereta asal Negeri Tirai Bambu yang dipesan KAI Commuter menjadi total 11 unit.

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan penambahan impor kereta baru dari China ini dilakukan karena pihaknua batal melakukan peremajaan 19 rangkaitan kereta dengan perusahaan plat merah itu.

Dua model kereta commuter produksi pabrikan asal China, Qingdao Sifang, yang bakal memasok kebutuhan KRL Commuter untuk Indonesia. (Wikimedia Commons).

“Retrofitnya, kan, berubah ya, dari 19 menjadi 2 yang dari INKA jadi kita replace lah itu menjadi 8 yang baru (impor). Detailnya (alasan batal) kalian harus tanya INKA,” kata Anne saat ditemui di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 1 Juli.

Karena itu, Anne bilang, KAI Commuter pun memutuskan untuk menambah 8 rangkaian kereta baru impor dari CRRC Sifang. Alasannya, perusahaan mempertimbangkan ketepatan waktu pengantaran (delivery time) dan biaya yang harus dikeluarkan.

“Karena, kan, di sana begitu selesai data teknis yang dibutuhkan ditinggal produksi gitu,” ucapnya.

Penumpang KRL Diprediksi Capai 410 Juta Orang di 2027

Penumpang KRL Jabodetabek diperkirakan akan mencapai 410 juta orang pada 2027 mendatang. Karena itu, dibutuhkan tambahan sebanyak 37 trainset atau rangkaian kereta untuk mengakomodir peningkatan penumpang tersebut.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan kebutuhan pengguna terhadap sarana KRL Jabodetabek sangat besar, bahkan mengalamai kenaikan 24 persen setiap tahunnya.

Karena itu, Didiek mengatakan pengadaan sarana KRL saat ini sangat urgen dibutuhkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pertambahannya sarana KRL yang memasuki masa konservasi atau pensiun.

“Untuk itulah maka diperlukan suatu pengadaan untuk replacement, sehingga sampai dengan tahun 2027 diperlukan sekitar 37 trainset yang mayoritas sudah berusia di atas 30 tahun,” tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 1 Juli.

Lebih lanjut, Didiek mengatakan replacement kereta-kereta yang akan dilakukan konservasi sebanyak 1.088 unit yang telah berusia 30 tahun atau lebih sehingga diperlukan pengganti.

“Kereta-kereta yang beroperasi saat ini pada saat kita impor itu sudah bukan merupakan kereta baru dan diperlukan juga adanya jumlah trainset tertentu jumlah maintenance atau perawatan dan cadangan,” jelasnya.