Bagikan:

JAKARTA - Nasib penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek kini bertumpu pada putusan terkait 10 rangkaian kereta (trainset) yang habis masa pakai pada tahun ini.

Pasalnya, hingga saat ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak kunjung mengizinkan impor KRL bekas Jepang dengan alasan utama program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).

Meski begitu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menilai impor kereta bekas dari Jepang tetap diperlukan guna menjaga kelanjutan operasi KRL wilayah Jabodetabek.

Di sisi lain, perseroan juga telah memesan 16 kereta produk lokal dari PT INKA (Persero). Hanya saja, pesanan kereta tersebut tak bisa selesai dalam waktu dekat ini

Merespons hal tersebut, Senior Manager TJSL & Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto mengatakan, pihaknya bersama KCI harus terlebih dahulu membuat kesepakatan kontrak sebelum bisa memproduksi 16 rangkaian KRL.

"Jumlah KRL sekitar 16 rangkaian/ trainset dan tiap rangkaian terdiri dari 12 gerbong. Kontrak akan ditandatangani delivery rangkaian pertama bulan ke-22 setelah effective date of contract (EDC), delivery rangkaian ke 16 adalah bulan ke 31 setelah EDC," kata Bambang saat dihubungi VOI, Jumat, 3 Maret.

Menurut Bambang, pihaknya bersama PT KCI telah membahas bersama terkait jadwal produksi yang akan dilakukan oleh PT INKA (Persero), sehingga ditemukan pertimbangan bahwa pesanan rangkaian kereta akan selesai pada 2025 mendatang.

"Jadwal produksi telah dibahas bersama. Jadwal tersebut telah mempertimbangkan segala aspek yang berpengaruh terhadap penyelesaian proyek, seperti lead time komponen utama, desain sistem, proses produksi, testing, dan lain-lain," ujarnya.

Dengan adanya pertimbangan tersebut, lanjut Bambang, pihaknya pun akan menyelesaikan pesanan rangkaian kereta pada 2025, seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya dengan PT KCI.

"Kapasitas INKA sangat memadai, insyaallah tidak ada hambatan dari berbagai aspek. Pada prinsipnya, PT INKA akan memberikan yang terbaik pada segala hal, meliputi Quality Cost, Delivery dan Services," jelasnya.

Oleh karena itu, Bambang menegaskan bahwa pemesanan yang telah dilakukan PT KCI akan selesai dalam rentang waktu dua tahun ke depan. "Ya, 2025," pungkasnya.