Soal Peluang Mobil Hidrogen di Indonesia, Periklindo: Bagus karena Kurangi Emisi, Cuma Lebih Mahal
JAKARTA - Industri otomotif kini diramaikan oleh beragam pilihan energi alternatif dalam upaya menekan jumlah emisi di bumi. Selain kendaraan listrik (EV), salah satu yang menarik perhatian tentu sel bahan bakar hidrogen (FCEV).
Meskipun pasar mengenai kendaraan hidrogen masih sangat kecil, energi alternatif ini menjadi salah satu pilihan menarik dan berpotensi akan meramaikan pasar otomotif di masa mendatang.
Di Indonesia, ekosistem ini dikembangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui pengoperasian Green Hydrogen Plant sebanyak 21 fasilitas pada November lalu. Gebrakan PLN ini mampu memproduksi energi hidrogen 199 ton per tahun.
Mengetahui potensi hidrogen, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Tenggono Chuandra Phoa, mengatakan bahwa energi alternatif ini bagus karena menghasilkan nol emisi seperti halnya kendaraan listrik.
“Hidrogen ini juga green energy ya karena berupaya kurangi emisi,” kata Tenggono saat ditemui wartawan di Menteng, Jakarta, Rabu, 4 September.
Namun, Tenggono juga mengungkap ada beberapa tantangan yang membuat energi alternatif ini kurang cocok untuk industri otomotif Indonesia, salah satunya perihal biaya.
“Cuma menurut informasi harganya tidak murah dibandingkan dengan pengembangan baterai,” tambah Tenggono.
Ia menilai bahwa EV sangat cocok untuk Indonesia karena sudah dihadirkan pabrik baterai dan didukung dengan bahan baku yang memadai yang tersedia di tanah air.
“Indonesia sudah ada beberapa pabrik baterai yang sudah diresmikan. Apalagi kita punya bahan baku yang cukup banyak dan semua ada di Indonesia,” jelas Tenggono.
Baca juga:
Beberapa waktu lalu dalam gelaran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memamerkan kendaraan hidrogen bernama Hyundai Nexo sebagai wujud perusahaan dalam menghilangkan emisi di Indonesia.
Mobil berwujud crossover ini memiliki tangki hidrogen yang disematkan di bagian bagawa dengan berat 6,3 kg dengan tekanan maksimal mencapai 700 bar. Mobil ini diklaim dapat menempuh jarak hingga 700 km.
Sementara, bagian pengisian hidrogennya ada pada bagian samping belakang, berbeda dengan mobil bensin ataupun listrik pada umumnya. Mobil satu ini terlihat dilengkapi dengan pengisian berbentuk kecil layaknya pengisian gas.
Lebih detailnya untuk fuel consumption, dengan 1 kg hidrogen untuk jarak tempuh 100 km, dengan power output 154 sampai 163 ps.