Pastikan Respons Serangan Ukraina di Kursk, Kremlin: Tidak Ada Negosiasi
JAKARTA - Kremlin pada Hari Senin memastikan Rusia akan memberikan respons terhadap serangan Ukraina ke wilayah Kursk, menilai ide pembicaraan gencatan senjata sudah tidak relevan lagi.
Ribuan tentara Ukraina menerobos perbatasan Rusia pada 6 Agustus dalam serangan mendadak yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, bertujuan untuk meningkatkan posisi negosiasi Kyiv menjelang pembicaraan yang mungkin dilakukan, serta memperlambat gerak maju pasukan Rusia di sepanjang garis depan.
"Tindakan bermusuhan seperti itu tidak bisa dibiarkan tanpa tanggapan yang tepat," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, melansir Reuters 27 Agustus.
"Pasti akan ada tanggapan," tandasnya.
Presiden Putin telah mengatakan Ukraina akan menerima "tanggapan yang layak", tetapi belum menjelaskan kepada publik apa tanggapan itu.
Dalam kesempatan yang sama, Peskov menepis laporan media telah terjadi semacam negosiasi gencatan senjata antara Moskow dan Kyiv.
"Tidak ada negosiasi," tegas Peskov.
"Ada banyak laporan tentang berbagai kontak di media dan tidak semuanya benar," tandasnya.
"Topik negosiasi saat ini telah kehilangan relevansinya," kata Peskov menekankan.
Pekan lalu, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, Moskow tidak akan mengadakan perundingan hingga Ukraina dikalahkan, setelah serangan terhadap Kursk.
"Semuanya berjalan lancar setelah neo-Nazi melakukan aksi terorisme ini terhadap Wilayah Kursk. Pembicaraan kosong tentang perdamaian yang luar biasa oleh mediator yang tidak berwenang sudah berakhir. Sekarang, semua orang mengerti - meskipun tidak seorang pun mengatakannya secara terbuka - tidak akan ada perundingan hingga musuh dikalahkan sepenuhnya," tulis mantan Presiden Rusia itu di Telegram, dikutip dari TASS.
Baca juga:
- Jerman akan Sumbangkan 100 Ribu Dosis Vaksin untuk Perangi Wabah Cacar Monyet di Afrika
- Kremlin Belum Tahu Tuduhan Terhadap Pavel Durov, Kedutaan Besar Rusia akan Pastikan Hak-haknya Terpenuhi
- Presiden Macron Pastikan Prancis Berkomitmen Terhadap Kebebasan Berekspresi Usai Penangkapan Pavel Durov
- Menteri Israel Ingin Bangun Sinagoga di Kompleks Al Aqsa, Palestina: Garis Merah yang Tidak Boleh Diganggu
"Menurut pandangan saya, risiko - meskipun secara teoritis - negara kita terjebak dalam perundingan di beberapa titik, sudah terlihat jelas," kata Medvedev, seraya menambahkan, ia berbicara tentang "perundingan damai yang prematur dan tidak perlu yang diusulkan oleh komunitas internasional, yang dipaksakan pada rezim Kiev."
Ia pun mempertanyakan prospek perundingan tersebut, atau hasil apa yang dapat dihasilkannya.
Moskow menyebut serangan Ukraina di Kursk tidak akan terjadi tanpa adanya bantuan dari Barat. Sementara, Barat mengatakan Kyiv tidak memberitahu atau berkoordinasi perihal serangan tersebut.