Polusi Udara Sebabkan Ukuran Penis Menciut, Benarkah?

JAKARTA – Polusi dan pencemaran udara tak hanya berdampak buruk pada lingkungan. Sebuah temuan baru menyebutkan, jika ukuran penis manusia terus menyusut akibat paparan polusi tinggi. 

Hal itu dikemukakan, Shanna H. Swan, ahli epidemiologi lingkungan dan reproduksi dari Icahn School of Medicine di New York, AS. Temuan baru itu dituliskan dalam jurnal berjudul "Count Down: How Our Modern World Is Threatening Sperm Counts, Altering Male and Female Reproductive Development, and Imperiling the Future of the Human Race."

Melansir Mashable, Jumat, 26 Maret, dalam studinya Dr Swan mengkhawatirkan polusi udara yang semakin tak terkendali. Bahkan kandungan zat kimia yang mencemari udara, sangat berdampak buruk pada fungsi reproduksi bagi masa depan umat manusia. 

Kekhawatiran itu didasari temuan zat kimia phthalates pada bayi yang baru lahir. Bahan kimia yang biasa digunakan pada pembuatan plastik itu dapat menyebabkan kecacatan pada alat kelamin pria.  

"Akibat polusi ini, semakin banyak bayi yang lahir dengan penis kecil," tulis Dr Swan.

Swan juga mengamati tingkat kesuburan pria yang terus menurun selama empat dekade terakhir. Temuan itu didapati setelah mempelajari 185 penelitian yang melibatkan hampir 45.000 pria yang sehat, Dr Swan dan tim menyimpulkan bahwa jumlah sperma di antara pria di negara-negara Barat telah turun 59 persen antara tahun 1973 dan 2011.

"Bahan kimia di lingkungan kita dan praktik gaya hidup yang tidak sehat di dunia modern kita mengganggu keseimbangan hormonal kita, menyebabkan berbagai tingkat kerusakan reproduksi," papar Swan.

Tidak hanya pria, wanita pun juga terdampak pencemaran lingkungan. "Di beberapa belahan dunia, rata-rata wanita berusia dua puluhan saat ini lebih kurang subur dibandingkan neneknya ketika berusia 35."