Presiden Israel Salahkan Hamas Atas Kegagalan Kesepakatan Gencatan Senjata saat Menerima Menlu AS

JAKARTA - Presiden Israel Isaac Herzog menyalahkan Hamas atas kegagalan tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, saat menerima Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken Hari Senin.

Bersama dengan Qatar dan Mesir, AS telah menjadi mediator perundingan tidak langsung, untuk mewujudkan gencatan senjata konflik di Gaza. Perundingan maraton telah dilakukan, namun belum ada kesepakatan hingga saat ini.

"Orang-orang harus memahami bahwa ini dimulai dengan penolakan Hamas untuk bergerak maju," kata Presiden Herzog, melansir The Times of Israel 19 Agustus.

"Kami masih sangat berharap kami dapat bergerak maju dalam negosiasi yang diadakan oleh para mediator," tambahnya, berterima kasih kepada Amerika Serikat, Mesir dan Qatar atas upaya mereka.

Presiden Herzog juga berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden, karena "menunjukkan dan memproyeksikan kekuatan di wilayah ini" dalam menghadapi ancaman Iran.

"Anda telah mengumpulkan koalisi yang sangat kuat dan mengesankan dari angkatan darat, angkatan laut, dan kekuatan yang ada di sini untuk melindungi kepentingan koalisi negara-negara yang ingin bergerak menuju perdamaian dan masa depan yang lebih baik di Timur Tengah, melawan kekaisaran jahat, yang dimulai dan berasal dari Teheran," kata Presiden Herzog.

Diberitakan sebelumnya, Menlu Blinken akan mengintensifkan tekanan diplomatik AS untuk memastikan para negosiator mendapatkan terobosan pada akhir pekan ini, setelah AS mengajukan proposal yang menjembatani minggu lalu, yang diyakini oleh negara-negara penengah akan menutup kesenjangan di antara para pihak yang bertikai.

Setelah pembicaran pekan lalu di Doha, Qatar yang dinilai banyak kemajuan, pembicaraan akan dilakukan pekan ini di Kairo, Mesir.

"Ini adalah saat yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk membawa pulang para sandera, untuk mencapai gencatan senjata dan menempatkan semua orang di jalan yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan yang langgeng," kata Menlu Blinken, dikutip dari Reuters.

Sepuluh bulan berjalan sejak konflik terbaru di Gaza pecah 3 Oktober 2023, jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza telah mencapai 40.099 jiwa, sementara 92.609 lainnya luka-luka, menurut otoritas medis setempat, dikutip dari WAFA.