PPSU Kelurahan Duren Sawit Buat Kerajinan Meriam Pakai Galon Bekas Jelang HUT ke-79 RI

JAKARTA - Sejumlah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Duren Sawit membuat karya kerajinan dekorasi perayaan HUT RI ke-79 yang terbuat dari berbagai limbah plastik di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat, 16 Agustus.

Karya kerajinan itu dibuat menjadi berbagai bentuk meriam, tank, pesawat hingga burung garuda. Semua bahan baku berasal dari limbah plastik hasil pemilahan sampah rumah tangga.

" Dan mereka (PPSU) sudah saya ingatkan dari awal, untuk lomba ini harus menggunakan barang bekas. Salah satunya yang berasal dari bank sampah yang dikumpulkan. Seperti pengumpulan botol plastik. Ini saya lombakan," kata Lurah Duren Sawit, Santi Nur Rifiandini kepada VOI, Jumat, 16 Agustus.

Para peserta pembuatan karya kerajinan dekorasi yang bertema HUT RI ke-79 ini diikuti oleh PPSU Kelurahan Duren Sawit dan pengelola RPTRA Duren Sawit.

"Kerajinan dekorasi yang bertema HUT RI 2024 menggunakan bahan-bahannya berasal dari bahan bekas. Seperti bekas botol, kardus, plastik bungkus kopi dan lain sebagainya dirangkai menjadi satu. Menjadi sebuah dekorasi yang bisa disajikan untuk warga ketika berkunjung ke kelurahan duren sawit," ujarnya.

Pembuatan dekorasi kerajinan ini dilakukan tiap tim yang berjumlah 8 - 10 orang.

"Semua ada 14 tim digabung dari PPSU 109 orang dan rptra 12 orang jadi ada 14 tim dan menghasilkan 14 karya," ucapnya.

Lurah mengatakan, pembuatan kerajinan dekorasi perayaan HUT RI ini bertujuan agar masyarakat dapat memilah sampah dan mengumpulkan karena dapat membuat suatu karya seni yang menarik.

"Bahwa barang - barang bekas itu bisa digunakan kembali, bahkan ada nilai jualnya. Agar menjadi semangat lagi untuk mengumpulkan, memilah sampah, dan memberi contoh kepada warga. Tujuannya untuk mengajak warga agar mengolah sampah menjadi lebih baik," katanya.

Sementara Nur Fadilah, ketua tim pembuatan kerajinan dekorasi meriam galon mengatakan, untuk proses pembuatan meriam tidak sampai 1 bulan, hanya memakan waktu sekitar 3 minggu lebih.

"Kita buat hampir setiap hari disaat senggang, terutama waktu istirahat dan jam pulang kerja kita kerjakan ini. Bu Lurah juga sudah mewanti wanti bikinnya tidak usah terlalu terburu - buru. Alhamdulillah kami dan teman teman punya ide membuat meriam, kurang dari 1 bulan kita sudah selesai," ujarnya.