Pendapat Eka Gustiwana terkait Penganugerahan Karya Musik Berbasis AI

JAKARTA - Eka Gustiwana yang jadi pembicara dalam diskusi yang digelar Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI), punya pandangan yang jelas atas penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam karya musik.

Menurut personel Weird Genius itu, penggunaan AI tidak baik dalam hal keproduksian musik, mulai dari penulisan lagu, pembuatan sample, hingga sesi rekaman.

Oleh karenanya, disjoki 35 tahun yang mengaku sebagai music technology enthusiast itu mengatakan bahwa karya musik berbasis AI tidak layak dipersandingkan dalam penganugerahan musik.

“Karya AI sebaiknya diberikan awards di lingkup teknologi itu sendiri, bukan di lingkup karya,” kata Eka Gustiwana saat ditemui di Gambir, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Pandangan tersebut berlaku tidak hanya untuk karya musik yang seluruhnya dikerjakan AI, namun juga hasil kerja manusia yang sebagian dibantu AI.

“Walaupun tadi ada yang bilang kalau liriknya AI dan vokalnya manusia bisa dong? Arau liriknya AI dan nadanya manusia bisa dong? Aku tetap menentang itu. Tetap ada campur tangan AI untuk produksi, jadi itu menurut saya belum layak diberi awards,” tuturnya.

Menurut Eka, AI bisa digunakan dalam tahap pascaproduksi, yaitu setelah sesi rekaman selesai.

Lebih jauh, Eka saat sesi diskusi menyampaikan bahwa karya musik harus dibuat oleh musisi itu sendiri. Dia juga merasa tidak perlu ada kekhawatiran berlebih, setidaknya untuk saat ini.

“Biar nggak kalah sama AI, ya musisinya harus lebih jago dari AI,” pungkas Eka Gustiwana.