Simpatisan dan Kader PKB se-Jabar Beri Pernyataan Sikap, Desak Muktamar Anggap Cak Imin Langgar AD/ART

JAKARTA - Barisan Simpatisan Anggota dan Kader PKB se-Jawa Barat (Jabar) mendukung pembentukan Pansus PKB. Pansus itu dibentuk untuk mengevaluasi PKB selama kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dianggap melenceng dari sejarah didirikannya PKB di Ciganjur pada 1999.

Dukungan Pansus PKB hasil hasil rapat pleno PBNU tersebut, menjadi sikap Barisan Simpatisan Anggota dan Kader PKB se-Jabar yang mencermati polemik perseteruan antara PBNU dan PKB akhir-akhir ini.

"Mendukung tim Pansus PBNU untuk mengevaluasi, mengoreksi PKB selama kepemimpinan Muhaimin Iskandar yang sudah melenceng dari garis perjuangan partai sebagaimana awal partai didirikan," bunyi sikap Barisan Simpatisan Anggota dan Kader PKB se-Jabar dalam pernyataan tertulis, Jumat 16 Agustus.

Menurut mereka, banyak kebijakan dan keputusan PKB yang tidak sesuai, menabrak bahkan melanggar.

Adapun di antaranya Dewan Syuro yang telah diamputasi Cak Imin Cs. Padahal Dewan Syuro adalah Lembaga Tertinggi Partai sebagai mandataris yang mempunyai peran sentral untuk memutuskan kebijakan strategis.

Dalam Pilpres, Pileg dan Pilkada, Dewan Syuro diketahui memiliki hak untuk memutuskan dan menandatangani keputusan parai termasuk menandatangani SK DPW dan DPC.

"Kami mendukung Pansus PBNU berupaya semaksimal mungkin mengembalikan PKB ke pangkuan PBNU karena PKB didirikan dan dilahirkan NU (PBNU). 'PKB ada karena Gus Dur, PKB ada karena NU (PBNU)," lanjut sikap.

Barisan Simpatisan Anggota dan Kader PKB se-Jabar memandang demokrasi telah dikebiri dalam kepemimpinan Cak Imin lantaran pemilihan ketua partai baik di wilayah atau di cabang hanya atas sekehendak hati penunjukan ketua umum.

Mereka juga mencermati logo PKB yang kerap berubah dalam kontestasi pemilu sehingga membingungkan nahdliyin dan pemilih. Hal itu menyalahi makna dari logo PKB itu sendri yang diciptakan dan dideklarasikan oleh para kiai dan deklarator PKB.

"Mendukung Pansus PBNU untuk mengadakan forum yang lebih tinggi lagi, yakni Muktamar PKB atau Muktaram Luar Biasa PKB (MLB PKB) untuk mengganti Ketua Umum Muhaimin Iskandar kerena sudah melanggar AD/ART partai dan sudah menjabat tiga periode berturut-turut sehingga regenerasi kepemimpinan mandeg," sambung sikap.

Melihat perkembangan PKB hingga saat ini, Barisan Simpatisan Anggota dan Kader PKB se-Jabar mengaku prihatin. Mereka pun mendorong harus adanya evaluasi dan upaya penyelamatan PKB dari mereka yang selama ini mengkooptasi partai seolah partai ini milik pribadi dan kroni-kroninya.

Dengan adanya evaluasi menyeluruh, Pansus diharapkan juga bekerja mengharmoniasaikan kembali hubungan PKB dan PBNU baiksecara historis, kultural dan aspirati.

"Pansus PKB menyeleksi secara ketat calon Ketua Umum PKB mendatang yang sejalan dengan PBNU, punya rerkam jejak yang baik, cakap, berdarah biru trah Cihganjur, memahami politik naional dan geopolitik serta membawa partai kepada kebesaran dan kejayaan seperti pertama kali PKB didirikan," demikian pernyataan sikap.