Penarikan Utang Meningkat, Puan: Pilihan yang Pahit

JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sebagai salah satu instrumen yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Menurut Puan, APBN mengalami koreksi yang sangat dalam atas ruang fiskal. Hal ini untuk dapat menangani berbagai urusan kebutuhan rakyat.

Selain itu, Puan menyampaikan penurunan penerimaan perpajakan, dan kebutuhan belanja subsidi yang meningkat sangat besar.

"Sehingga pilihan pahit yang ditempuh dengan penarikan utang yang sangat besar," ujarnya pada saat Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2024-2025.

Oleh sebab itu, Puan mengucapkan terimakasih atas gotong royong, kerja bersama seluruh pemangku kepentingan dari DPR RI, Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah, TNI, POLRI, BUMN, Swasta, UMKM dan seluruh rakyat, dalam menjaga perekonomian nasional.

"Hal ini patut kita syukuri bersama, karena banyak pengalaman negara lain belum sepenuhnya pulih apalagi

ekonominya dapat tumbuh 5 persenan tiap tahun," ujarnya.

Sebagai informasi, dalam laporan APBN Kita, jumlah utang pemerintah hingga akhir Juli 2024 capai Rp8.502,69 triliun.

Adapun, hal tersebut selaras dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap, mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 70,96 persen.

Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa SBN yang mencapai 87,76 persen.