Konstruksi Jembatan Pandansimo DIY Gunakan Struktur Baja Gelombang
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam konstruksinya, jembatan dengan bentang utama jembatan sepanjang 675 meter (m) menggunakan struktur baja bergelombang.
Hal itu seperti dalam unggahan akun Instagram resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR @pupr_binamarga yang dikutip pada Kamis, 15 Agustus.
Struktur baja bergelombang adalah struktur baja pelat yang dibuat bergelombang.
"Tipe struktur baja gelombang semakin banyak digunakan sebagai alternatif desain jembatan karena keunggulannya yang membantu," jelas PUPR.
Adapun struktur ini unggul karena menghilangkan kebutuhan akan pilar atau abutment pada jembatan serta mengurangi berat jembatan dan jumlah titik fondasi yang dibutuhkan.
Terdapat dua metode konstruksi struktur baja bergelombang, yaitu merakit satu persatu elemen baja hingga semua terpasang atau menyatukan seluruh elemen sebelumnya dan menempatkannya pada dudukan di fondasi jembatan.
Sementara kelebihan penggunaan struktur baja bergelombang meliputi meningkatkan kekuatan struktur, fleksibilitas bentang jembatan, bisa menjadi sistem drainase serta menghemat biaya.
Pembangunan Jembatan Pandansimo dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR dengan anggaran APBN mencapai Rp814 miliar.
Baca juga:
Jembatan Pandansimo memiliki bentang utama jembatan sepanjang 675 meter (m) dengan total penanganan 1.900 m. Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi atau mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi.
Diketahui, jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal yang lokasinya tidak jauh dari sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 kilometer (km).