Pemimpin Hamas Haniyeh Tewas, Rusia: Pembunuhan Politik yang Benar-benar Tak Dapat Diterima
JAKARTA - Rusia menyebut pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh adalah "pembunuhan politik yang benar-benar tidak dapat diterima”.
“Ini adalah pembunuhan politik yang benar-benar tidak dapat diterima, dan ini akan menyebabkan peningkatan ketegangan lebih lanjut,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dikutip Reuters dari RIA, Rabu, 31 Juli.
Bogdanov mengatakan pembunuhan itu juga akan berdampak negatif pada perundingan gencatan senjata di Gaza.
Rusia, yang memiliki hubungan dengan negara-negara Arab, Iran dan Hamas serta Israel, sering mengutuk kekerasan di wilayah tersebut dan menuduh Amerika Serikat mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka.
Baca juga:
- Korsel Tangkap Pejabat Intelijen yang Bocorkan Data Rahasia Agen Spionase
- Iran Kutuk Serangan Israel di Beirut yang Targetkan Komandan Hizbullah Fuad Shukr Alias al-Hajj Mohsin
- Satu Wanita Tewas dan Sejumlah Orang Terluka Akibat Serangan Israel ke Beirut Lebanon
- Israel Dikabarkan Bisiki Amerika soal Serangan ke Beirut Lebanon
Sementara itu, kelompok militan Palestina Hamas mengatakan, pemimpin senior kelompok tersebut, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan usai mengikuti pelantikan Presiden Iran.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka atas kesyahidan anak bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam, serta seluruh rakyat merdeka di dunia," kata kelompok itu dalam pernyataan, melansir Mehr.
"Lebih lanjut diumumkan, Haniyeh gugur syahid di Teheran setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya," lanjut kelompok tersebut.