Venezuela Chaos Usai Maduro Klaim Menang Pemilu, AS Buka Pintu Sanksi Baru
JAKARTA - Venezuela mengalami ‘kekacauan’ usai Nicolas Maduro mengklaim memenangi Pemilu untuk masa jabatan presiden ketiga kalinya. Aparat keamanan bentrok dengan warga di jalan-jalan hingga menembakkan air mata.
Terkini, Amerika Serikat kembali menyoroti kredibilitas klaim Presiden Maduro. AS bersiap untuk sanksi baru terhadap negara OPEC tersebut.
Para pejabat senior AS, ketika memberi pengarahan kepada wartawan mengenai pemilu Venezuela mempertajam respons Washington terhadap sengketa pemilu, di mana otoritas pemilu Venezuela menyatakan Maduro memenangkan masa jabatan ketiga, memperpanjang 25 tahun kekuasaan partai sosialis.
Sedangkan jajak pendapat independen menunjukkan kemenangan telak bagi oposisi.
AS dan sejumlah negara lain meragukan penghitungan suara resmi. Saingan oposisi Maduro, Edmundo Gonzalez, menegaskan dialah pemenang sesungguhnya.
Para pejabat AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, memperkuat tuntutan publik dari para pembantu senior Presiden Joe Biden agar Maduro mempublikasikan tabulasi suara secara rinci.
Jika hal itu tidak dilakukan maka akan membuat komunitas internasional tidak mau menerima hasil yang diumumkan.
Para pejabat tersebut tidak mengungkapkan tindakan hukuman baru apa pun, namun mengatakan Washington akan menilai kebijakan sanksinya terhadap Venezuela berdasarkan tindakan apa pun yang diambil Maduro ke depan.
“Kita dihadapkan pada kemungkinan skenario baru,” kata seorang pejabat.
“Kami akan mempertimbangkan hal ini saat kami merencanakan langkah ke depan sehubungan dengan sanksi terhadap Venezuela,” dilansir Reuters, Selasa, 30 Juli.
Washington, yang menolak terpilihnya kembali Maduro pada tahun 2018 sebagai sebuah kepalsuan, secara luas meringankan sanksi terhadap industri minyak Venezuela pada Oktober lalu sebagai respons terhadap kesepakatan antara Maduro dan partai-partai oposisi.
Baca juga:
- FBI: Pelaku Penembakan Trump Terlihat Lebih dari Satu Jam Sebelum Beraksi, Sempat Difoto Polisi
- Iran Peringatkan Konsekuensi Serius atas Serangan Israel di Lebanon
- FBI Bakal Periksa Donald Trump terkait Kasus Penembakan
- Bertemu di Beijing, PM Italia Meloni dan Xi Jinping Bahas Perang Ukraina hingga Krisis Timur Tengah
Namun pada April, AS menerapkan kembali sanksi tersebut, menuduh Maduro mengingkari komitmen pemilu.
“Dengan terlibat dalam penindasan dan manipulasi pemilu, dan dengan mendeklarasikan pemenang tanpa mengetahui hasil pemilu daerah secara rinci. Perwakilan Maduro telah menghilangkan kredibilitas hasil pemilu yang mereka umumkan,” kata seorang pejabat AS.
Berbicara sebelumnya di Tokyo, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS memiliki kekhawatiran serius hasil yang diumumkan tidak mencerminkan kemauan atau suara rakyat Venezuela.