Hamas Tuduh Netanyahu Tambah Syarat Baru Proposal Gencatan Senjata Gaza
JAKARTA - Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulur kesepakatan gencatan senjata di Gaza dengan menambahkan persyaratan dan tuntutan baru pada proposal gencatan senjata yang didukung AS, setelah pembicaraan terbaru dilakukan melalui mediator.
Kelompok tersebut mengatakan menerima tanggapan terbaru dari Israel, setelah pembicaraan di Roma yang melibatkan Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar.
“Jelas dari apa yang disampaikan para mediator bahwa Netanyahu telah kembali ke strateginya yang menunda-nunda, mengelak, dan menghindari mencapai kesepakatan dengan menetapkan kondisi dan tuntutan baru,” kata Hamas dilansir Reuters, Senin, 29 Juli.
Faksi Islam tersebut menuduh Netanyahu menarik diri dari proposal yang sebelumnya diajukan oleh mediator, yang menurut mereka didasarkan pada “kertas Israel”.
Baca juga:
- Lebanon Antisipasi Serangan Israel, Maskapai Royal Jordanian Batalkan Penerbangan ke Beirut
- Rampung Diperiksa Bareskrim, Kepala BP2MI Benny Rhamdani Kini Sebut Inisial T Bukan Pengendali Judi Online
- Kekerasan Seksual Marak di Ibu Kota Sudan, Pelakunya Militer RSF
- 140 Orang Terluka Akibat Kecelakaan Kereta Rusia Tabrak Truk
Washington yang mensponsori perundingan tersebut, telah berulang kali mengatakan kesepakatan telah tercapai.
Pembicaraan terakhir adalah mengenai proposal yang diumumkan Presiden Joe Biden pada bulan Mei.
Hamas menginginkan perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza. Sementara Netanyahu mengatakan konflik hanya akan berhenti setelah Hamas dikalahkan.
Mediator Qatar dan Mesir, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah berulang kali mengatakan pintu untuk perundingan lebih lanjut tetap terbuka, dengan Israel dan Hamas menyuarakan kesiapan untuk melanjutkan perundingan tersebut.