Tesla Ogah Jual 9.720 Bitcoin Milik Perusahaan
JAKARTA - Tesla, perusahaan kendaraan listrik terkemuka milik Elon Musk, tidak menjual Bitcoin selama kuartal kedua tahun ini, berdasarkan laporan kuartalan terbaru mereka. Perusahaan ini tetap mempertahankan sekitar 9.720 Bitcoin yang dimiliki, dengan nilai sekitar 640 juta dolar AS (Rp10,24 triliun) berdasarkan harga saat ini. Bitcoin tersebut dibeli dengan total biaya sekitar 337 juta dolar AS (Rp5,39 triliun).
Terakhir kali Tesla melakukan transaksi besar dengan Bitcoin adalah pada kuartal kedua tahun 2022, saat perusahaan menjual lebih dari 30.000 Bitcoin dengan nilai 936 juta dolar AS (Rp14,98 triliun), yang mencakup sekitar 75% dari kepemilikan Bitcoin mereka saat itu. Tesla pertama kali berinvestasi sebesar 1,5 miliar dolar AS (Rp24 triliun) dalam Bitcoin pada awal tahun 2021.
Tesla melaporkan pendapatan total sebesar 25,5 miliar dolar AS (Rp408 triliun) untuk kuartal kedua, melampaui ekspektasi yang sebesar 24,63 miliar dolar AS (Rp394 triliun). Berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP), laba bersih Tesla mencapai 1,5 miliar dolar AS (Rp24 triliun), dengan arus kas bebas sebesar 1,34 miliar dolar AS (Rp21,44 triliun).
Meskipun pendapatan melebihi ekspektasi, Tesla melaporkan penurunan penjualan otomotif untuk periode kedua berturut-turut, yang menyebabkan harga sahamnya turun lebih dari 8% dalam perdagangan setelah jam kerja. Tesla juga mencatatkan pendapatan kredit regulasi tertinggi pada kuartal kedua, menunjukkan bahwa produsen mobil lain masih berusaha memenuhi persyaratan emisi.
Selain itu, CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan penundaan peluncuran layanan taksi otonom Tesla, Robotaxi. Peluncuran yang awalnya dijadwalkan pada 8 Agustus diundur menjadi 10 Oktober. Musk menyatakan optimisme bahwa layanan tersebut akan dapat beroperasi tahun depan.
Kemudian, Elon Musk juga dikabarkan berencana menyumbang sekitar 45 juta dolar AS (Rp720 miliar) per bulan kepada komite aksi politik baru yang mendukung kampanye Donald Trump dalam pilpres AS. Namun, hingga akhir Juni, Musk belum menyumbang kepada kelompok tersebut sesuai dengan laporan keuangan kuartalan terbaru. Musk juga menepis laporan ini sebagai 'berita palsu' melalui posting di platform media sosial X.
Dukungan Musk terhadap Trump datang setelah insiden percobaan pembunuhan di sebuah rapat umum politik pada 13 Juli. Popularitas Trump di kalangan komunitas kripto meningkat seiring dengan perubahan sikapnya terhadap mata uang kripto.
Trump, yang sebelumnya mengkritik Bitcoin sebagai "penipuan," baru-baru ini mengubah pandangannya. Pada 14 Juni, Trump menyatakan bahwa dia akan mengakhiri "perang terhadap kripto" yang dilakukan oleh pemerintahan Joe Biden jika terpilih sebagai presiden. Trump juga pernah mengkritik Biden karena sikap kerasnya terhadap mata uang kripto, menekankan bahwa Amerika Serikat seharusnya berusaha menjadi pemimpin dalam industri kripto.
Menurut survei yang dilakukan oleh Harris Poll, satu dari tiga pemilih di AS mempertimbangkan posisi kandidat terhadap mata uang kripto sebelum membuat keputusan pemilihan. Survei lain yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura kripto terkemuka, Paradigm, mengungkapkan bahwa angka dukungan Trump untuk Pemilihan Presiden AS 2024 mendapat dukungan signifikan dari komunitas kripto.