7 Tips Menghentikan Kebiasaan Berbohong, Pertama Cek Pemicunya

JAKARTA - Kebanyakan orang pernah berbohong satu atau dua kali dalam hidup. Entah itu karena ingin menjaga agar seseorang tidak terluka, menyesatkan seseorang demi mencapai tujuan pribadi, atau membohongi diri sendiri terkait perasaan yang sebenarnya. 

Tapi, jika bohong sudah jadi kebiasaan rutin Anda, cobalah untuk tidak keras pada diri sendiri. Tanyakan pada  diri Anda bagaimana mematahkan pola in dan menjadi lebih jujur di kemudian hari. VOI, mengutip Healthline, Selasa, 23 Juli berbagi tips menghentikan kebiasaan berbohong.

Cek pemicunya

Saat Anda berbohong, coba berhenti sejenak dan perhatikan apa yang terjadi dalam diri Anda. Coba tanyakan pada diri beberapa pertanyaan seperti kamu di mana? Dengan siapa? Dan bagaimana perasaanmu?

Apakah Anda berbohong untuk membuat diri merasa lebih baik atau menghindari membuat orang lain merasa buruk?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda menentukan skenario, emosi, atau faktor lain mana yang memicu Anda berbohong. Setelah Anda mengidentifikasi beberapa pemicunya, perhatikan baik-baik pemicunya dan pikirkan beberapa cara baru meresponsnya.

Pikirkan jenis kebohongan yang disampaikan

Kebohongan bisa bermacam-macam bentuknya. Erin Bryant, penulis studi kecil tahun 2008 yang mengamati bagaimana mahasiswa memisahkan kebohongan putih dari jenis ketidakjujuran lainnya, berpendapat bahwa kebohongan dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Mengetahui jenis kebohongan yang cenderung Anda lakukan dapat membantu lebih memahami alasan di balik kebohongan Anda.

Berlatihlah menetapkan — dan berpegang teguh pada — batasan

Tidak selalu mudah untuk mengatakan tidak, terutama jika Anda tidak ingin menyakiti perasaan teman atau menghadapi konsekuensi yang mungkin terjadi di tempat kerja. Namun bersikap lebih tegas terhadap kebutuhan Anda dapat membantu Anda mengungkapkan apa yang terbaik bagi Anda.

Tanyakan pada diri Anda, 'Hal terburuk apa yang bisa terjadi?'

Jika Anda berbohong karena menurut Anda kebenaran akan membuat seseorang kesal atau merugikan. Tanyakan pada diri Anda apa akibat terburuk yang akan terjadi jika Anda memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya. Kemungkinannya adalah, ini tidak seburuk yang Anda kira.

Buat perubahan secara perlahan

Jika Anda mencoba jujur, jangan mencoba untuk mengubah keadaan dan berhenti berbohong sepenuhnya sejak saat itu. Tentu saja, ini mungkin terdengar seperti rencana bagus, tapi itu tidak realistis. Sebaliknya, berkomitmenlah untuk menjadi lebih jujur ​​setiap hari. Jika Anda salah atau mendapati diri kembali berbohong, jangan berkecil hati. Anda dapat membuat pilihan yang berbeda besok.

Anda bisa mengatakan yang sebenarnya tanpa menceritakan semuanya

Jika kenalan, rekan kerja, atau anggota keluarga mengajukan pertanyaan yang mengganggu tentang kehidupan pribadi, Anda mungkin tergoda berbohong dan mengabaikannya. Pada saat yang sama, Anda tidak berkewajiban memberikan akses terbuka kepada semua orang terhadap kehidupan Anda. Anda tidak perlu berbohong untuk menghindari berbagi detail yang ingin Anda rahasiakan. Sebaliknya, cobalah menolak dengan sopan namun tegas.

Berani menghadapi risiko

Punya kebiasaan berbohong bisa jadi muncul karena Anda takut menerima risiko yang ada. Kalau begitu tandanya sederhana saja, berarti mau tak mau harus berani menghadapi risiko. Belajarlah jadi orang dewasa dengan berani menghadapi risiko atas keputusan yang Anda buat.