Terpidana Pemerkosaan Masuk Skuad Voli Belanda di Olimpiade 2024
JAKARTA – Steven van de Velde, seorang terpidana pemerkosaan, masuk skuad voli pantai Belanda yang akan tampil di Olimpiade Paris 2024.
Keputusan dari Komite Olimpiade Belanda (NOC/NSF) memasukkan Steven tersebut memicu kekecewaan dari beberapa kelompok advokasi perempuan.
Kate Seary, pendiri dan Direktur Kyniska Advocacy, lembaga yang bekerja untuk perlindungan perempuan, mengecam keras keputusan dari Komite Olimpiade Belanda itu.
"Partisipasinya (Steven van de Velde) mengirimkan pesan kepada semua orang bahwa kehebatan olahraga mengalahkan kejahatan," kata dia dikutip dari Reuters.
Steven van de Velde dijatuhi hukuman empat tahun penjara di Inggris pada 2016 setelah pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 12 tahun. Kasus itu terjadi pada 2014 ketika pelaku berusia 19 tahun.
Baca juga:
Steven lalu dipindahkan ke Belanda setelah menjalani sebagian masa hukuman di sana. Ia lalu melanjutkan sisa pidananya di Belanda sesuai dengan norma-norma hukum yang berlaku di negara itu.
Pada 2017, Steven pun kembali berkompetisi di voli pantai sebelum bulan lalu diumumkan masuk ke dalam tim Olimpiade Belanda.
Kepala Kontingen Belanda, Pieter van den Hoogenband, mengatakan bahwa NOC Belanda sudah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak dari partisipasi Steven, termasuk melarangnya berbicara kepada media.
"Kami harus menghormati itu dan membantunya sebagai anggota tim untuk bisa tampil," katanya.
Van den Hoogenband lebih lanjut menyebut bahwa gelombang kritik membuatnya terkejut sebab Steven van de Velde aktif membela Belanda di ajang internasional, termasuk bermain di Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa.
"Anda bisa melihat bahwa segala sesuatunya berbeda dalam Olimpiade. Semuanya diperbesar menjelang Olimpiade," kata Van den Hoogenband.
Sementara itu, juru bicara Komite Olimpiade Internasional (IOC), Mark Adams, menegaskan bahwa mereka tidak punya otoritas ihwal keputusan atas Steven untuk ikut Olimpiade Paris 2024 atau tidak. Semua keputusan, kata dia, berada di tangan masing-masing komite nasional.
"Mereka telah mengeluarkan pernyataan. Mereka telah membuatnya sangat jelas bahwa ada banyak pengamanan yang dilakukan, pengamanan ekstra khusus," kata Adams.