JAKARTA – Belanda mendapat kecaman dari Australia karena memutuskan membawa terpidana pemerkosaan Steven van de Velde dalam kontingen menuju Olimpiade Paris 2024.
Kepala Kontingen Australia, Anna Meares, tidak mau secara khusus mengomentari keputusan Belanda itu. Namun, ia menegaskan bahwa membawa seseorang yang punya masalah hukum ke dalam tim adalah sesuatu yang tidak akan pernah dilalukan oleh negaranya.
"Jika seorang atlet atau anggota staf punya persoalan pidana, mereka tidak akan diizinkan untuk menjadi anggota tim kami. Kami punya kebijakan yang ketat dalam hal budaya perlindungan di dalam tim kami," kata dia dikutip dari BBC.
Atlet voli pantai yang berusia 29 tahun itu dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada tahun 2016 setelah mengaku bersalah memerkosa seorang gadis Inggris berusia 12 tahun.
Van de Velde, yang pada saat itu berusia 19 tahun, awalnya berkenalan dengan korbannya melalui media sosial Facebook.
BACA JUGA:
Dia lalu memutuskan melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Inggris dan kemudian memerkosa korban di sebuah alamat di Milton Keynes. Perbuatannya membuat dia divonis penjara empat tahun.
Steven van de Velde sempat menjalani sebagian masa hukuman di Inggris sebelum dipindahkan ke Belanda dan menjalani sisa hukumannya di sana sesuai dengan norma hukum di negara asalnya.
Akan tetapi, ia kembali melanjutkan karier voli pantainya pada 2017 setelah hanya menjalani 12 bulan masa hukuman dari vonis. Lalu, pada Juni 2024, kemarin ia pun terpilih masuk dalam tim Olimpiade Belanda untuk ke Paris.
"Setelah dibebaskan, Van de Velde mencari dan mendapat konseling profesional. Dia menunjukkan kepada orang-orang di sekitarnya, secara personal dan profesional, wawasan dan refleksi diri," kata Komite Olimpiade Belanda (NOC).
NOC mengatakan kembalinya Van de Velde ke tim voli pantai sudah memenuhi pedoman yang ditetapkan oleh Federasi Bola Voli Belanda (NeVoBo) dalam "Catatan Integritas Pedoman" organisasi.
Dalam pedomaan tersebut, ada persyaratan bagi para atlet untuk bisa kembali berkompetisi setelah melewati masa menjadi narapidana.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan bahwa pemilihan atlet untuk Olimpiade adalah tanggung jawab masing-masing komite olimpiade nasional.
Menurut media Belanda, NL Times, selama di Paris nanti, Van de Velde tidak akan tinggal di perkampungan atlet melainkan sudah disediakan akomodasi alternatif di Paris. Selain itu, ia pun dilarang berbicara kepada media.
Keikutsertaan Van de Velde dalam Olimpiade Paris 2024 ini mendapat kritik keras dari beberapa organisasi perlindungan perempuan, salah satunya Kyniska Advocacy.